Puasa Arak

SEJUMLAH USTADZ atau ulama itu memberi orientasi pemaknaan puasa sebagai salah satu cara untuk mengingatkan manusia agar tidak melakukan akumulasi-akumulasi atau penumpukan-penumpukan atas harta, kekuasaan, dan lain sebagainya, dan itu sangat positif.

Kalau kita cari rumus-rumus dasarnya, aslinya puasa kalau saya menggambarkan kan dilambangkan oleh air khamar atau air arak. Kalau sholat dilambangkan oleh air hujan. Puasa itu khamar, ada peragian rohani. Jiwa menjadi lembut, hati menjadi lembut dan lain sebagainya. Sehingga kita hanya mensisakan diri hanya pada faktor-faktor yang penuh cinta saja kepada Allah dan alam semesta.

Kalau zakat itu adalah air susu, dimana tidak ada kambing yang meminum susunya sendiri. Kambing itu selalu menyediakan puting susunya untuk diperah oleh makhluk yang lain, oleh anaknya, oleh kambing-kambing yang lain, atau oleh pemilik kambing. Sehingga kalau kita berpuasa itu sesungguhnya kita sedang melatih diri untuk menemukan kenikmatan untuk tidak kaya.

Karena orang sangat tidak percaya kepada ketidakpunyaan, orang sangat tidak percaya kepada kemiskinan, orang sangat tidak percaya kepada tidak makan. Padahal tidak makan itu kadang-kadang pada momentum-momentum tertentu itu lebih sehat daripada makan.

Sehingga sebenarnya puasa ini benar-benar sangat menjadi pelajaran, tidak hanya untuk kehidupan individu di dalam mengelola hidupnya, tetapi juga untuk mengambil policy-policy di dalam urusan pasar modal, di dalam urusan aplikasi-aplikasi pembangunan dan lain sebagainya.