Mukadimah: Kewajiban Asasi Manusia

Kewajiban pertama bayi yang baru lahir adalah menangis. Itu semacam mekanisme untuk starting menghidupkan mesin baru kehidupan yang dikaruniakan Allah yang bernama jasad. Kemudian kewajiban berikutnya adalah menyusu kepada ibunya. Sehingga sepisah ia dari rahim ibunya ia tetap nyambung dari sangkan paran badaninya.

Kemudian kewajiban demi kewajiban ia jalani, hingga lepas masa balita atau sebagiannya bahkan batita, kewajiban berikutnya adalah sekolah. Sekolah yakni bergabung dengan sistem satuan pendidikan yang ada. Agar setelah sekian tahun berlalu, kemudian ia bisa mendapatkan syarat wajib untuk menunaikan kewajiban berikutnya, yakni: bekerja.

Setelah bekerja, kewajiban berikutnya sudah menanti, menyiapkan rumah dan seisinya. Maka siaplah ia berumah tangga. Setelah rumah tangga dijalani, kewajiban berikutnya adalah untuk selalu membangun daya saing, daya saing minimal adalah jangan sampai kalah saing dengan tetangga. Terutama urusan kulkas, TV dan kendaraan.

Setelah itu kewajibannya adalah mempersiapkan berbagai jenis asuransi perlindungan. Mulai dari perlindungan jiwa, perlindungan kendaraan hingga perlindungan hewan piaraan. Kemudian kewajiban yang menumpuki berikutnya adalah mempersiapkan berbagai jenis tabungan, mulai dari tabungan penambahan rumah, tabungan pendidikan anak, tabungan logam mulia hingga tabungan pensiun.

Kewajiban berikutnya adalah menyekolahkan anak dan membuatnya sesuksesmungkin. Kewajiban berikutnya adalah menyiapkab hari tua yang tetap produktif. Kemudian, kewajiban terakhir adalah menyiapkan kompleks pemakaman keluarga yang prestisius.

Pertanyaannya, mana diantara serentetan kewajiban-kewajiban itu yang merupakan kewajiban asasi dan mana yang merupakan kewajiban artifisial? Pernahkah kita menelusur siapa yang mewajibkan suatu hal dan siapa yang mewajibkan hal lainnya?

Mana kewajiban yang harus didahulukan dan dikesampingkan? Mana kewajiban yang seharusnya tidak ditindih oleh kewajiban lainnya? Mana kewajiban yang seharusnya tidak disilangsengkaruti oleh kewajiban lainnya? Mana yang benar-benar wajib dan mana yang sebenarnya tidak wajib? Mari kita ‘udari’ satu persatu kewajiban-kewajiban yang membelit hidup kita.