Membijaksanai Informasi

DEFORMASI INFORMASI, tema Kenduri Cinta bulan Juni 2016 sebagai respon atas banyaknya informasi yang bertebaran saat ini baik melalui media massa, media internet atau media apapun yang menjadikan suatu informasi (yang belum tentu diketahui kebenarannya) menyebar begitu cepat. Informasi melalui media konvensional seperti koran dan televisi justru menjadi alat penggiring opini dan pembela kepentingan. Informasi yang melalui media sosial semakin marak dan susah untuk dipertanggung-jawabkan.

Memang sudah ada beberapa komunitas maupun personal yang secara konsisten tidak menjadi bagian dari penyebar dan konsumen dari informasi arus utama. Berita tidak lagi menjadi monopoli wartawan dalam artian wartawan sebagai profesi. Penjelasan sejarah tidak lagi menjadi komoditas khusus dari yang mendapat label sebagai sejarawan. Komunitas dan personal tersebut berupaya untuk memberi keseimbangan dalam penyebaran informasi. Termasuk forum diskusi Kenduri Cinta yang secara rutin setiap bulannya menjadi tempat diskusi dan berbagi informasi bagi setiap yang datang.

Satu yang menjadi perhatian saya adalah ketika salah satu pembicara di Kenduri Cinta Juni lalu, Sabrang Mowo Damar Panuluh memulai mengupas informasi dari pengertian dasar sebuah informasi, bagaimana dan apa itu informasi. “Informasi diperoleh dari data, dimana informasi selanjutnya akan menjadi sebuah knowledge, pengetahuan yang selanjutnya menjadi sebuah insight, wawasan dan seyogyanya menjadi sebuah wisdom, sebuah kebijaksanaan dari orang yang mendapatkan informasi”, begitu kata Sabrang memulai diskusi.

Data – Informasi – Pengetahuan – Wawasan – Kebijakan/Kebijaksanaan.

Entah dari mana Sabrang mendapatkan rumusan tersebut, tapi bagi orang yang yang mempunyai ketertarikan terhadap pengolahan data, paling tidak saya, akan menjadi sangat familiar, walapun dengan bahasa yang berbeda. Tapi di mata Sabrang, ternyata bisa lebih luas penggunaan dari rumusan tersebut. Alur yang dari sudut pandang saya sebelumnya hanya berupa proses yang dilalui menggunakan tools pengolah data, disajikan melalui media agar lebih menarik perhatian dan berakhir dengan keptusan-keputusan dari penggunaan data dan informasi tersebut.

Sebuah informasi didapat dari data, sekumpulan data, baik berupa data kuantitatif yang berbentuk maupun data kualitatif yang tidak berbentuk angka. Pengertian data sendiri akan saya ambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu keterangan yang benar dan nyata. Sehingga data memang, dan seharusnya merupakan suatu keterangan yang masih apa adanya, benar adanya, fakta dan kenyataan yang terjadi.

Data tersebut diolah sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pengguna informasi, sehingga seharusnya informasi adalah sesuai data, sesuai dengan fakta, bukan sebaliknya. Dari sinilah, seringkali terjadi kekacaun tentang sebuah informasi karena informasi diberikan tidak sesuai dengan data, tidak semua data diinformasikan dan bahkan memutarbalikkan fakta untuk memberikan informasi yang salah untuk tujuan ataupun kepentingan tertentu.

Informasi yang sampai kepada penerima, menjadi sebuah pemahaman si pengguna atau penerima informasi, maka disitulah pengetahuan. Pengetahuan yang dihasilkan dari rangkaian berbagai informasi yang sebelumnya telah diterima. Pengetahuan yang akan melekat dibenak penerima informasi yang mempunyai potensi untuk bersikap dan berpikir sesuai dengan informasi tersebut.

Pengetahuan-pengetahuan yang didapat akan menjadi sebuah insight, wawasan atau cara pandang seseorang terhadap informasi yang diperolehnya. Seorang yang yang telah mendapat wawasan atas informasi dapat mengetahui asal-usul dan tujuan penggunanan informasi yang diterima. Mengetahui darimana harus memulai sebuah sikap, respons dan kemana tujuan dari sikap dan respons yang mungkin dan memungkinkan untuk diambil.

Selanjutnya dari wawasan yang telah diperolehnya tersebut, seharusnya melahirkan sebuah kebijakan, sikap yang bijaksana dalam merespons dan menindaklanjuti informasi yang telah diperoleh. Sebuah pilihan keputusan dari sekian kemungkinan keputusan yang ada. Keputusan yang tepat dan sekaligus bijaksana akan lahir jika proses pengolahan data sampai menjadi sebuah wawasan dilalui melalui proses yang benar tanpa ada kepentingan-kepentingan tertentu yang mengintervensi.

Yang menarik dari yang disampaikan Sabrang adalah bagaimana semua proses diatas itu terjadi pada satu diri saja, di alam pikiran manusia. Bagaimana seseorang itu mempunyai filter terhadap data yang dimiliki sehingga informasi yang dimiliki tidak menyebabkan salah informasi. Bagaimana seseorang mempunyai sikap waspada, kehati-hatian apabila yang diterima sudah dalam bentuk informasi. Pengetahuan-pengetahuan seseorang yang setiap hari selalu bertambah, hendaknya dibarengi dengan bertambahnya tidak hanya cara pandang, tapi juga sudut pandang karena manusia dikaruniai akal yang semestinya digunakan untuk berpikir.

Di Maiyah, yang memang memposisikan diri sebagai produsen informasi, bukan hanya sekedar konsumen informasi, memiliki nilai-nilai dimana sebuah informasi disampaikan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dari sudut pandang yang beragam. Walapun tentu dengan pemahaman yang berbeda pada setiap orang. Karena di Maiyah salah satu nilai yang dipegang adalah mencari sebuah kebenaran, bukan mencari siapa yang benar.

Ilmu-ilmu yang bertebaran di setiap forum Maiyah bisa jadi bukan merupakan ilmu baru bagi beberapa jamaah, tapi sering kali menjadi tambahan pemahaman atas ilmu yang ada. Tambahan sudut pandang keilmuan, apalagi bagi yang bersedia merendahkan dirinya terhadap ilmu, membuka seluas-luasnya hatinya kepada ilmu. Dan cuplikan tentang bagaimana memandang sebuah informasi dalam tulisan ini, hanyalah sedikit dari apa yang ada dalam setiap helatan forum Maiyah, Kenduri Cinta pada khususnya.

Jangan hanya suka menghakimi apa yang dilakukan orang lain, padahal informasi yang kita miliki terbatas, sudut pandang yang dipakai sempit sehingga menghasilkan sikap dan perbuatan yang tidak hanya kurang pas, tapi seringkali menyakitkan bagi orang lain. Maka sebuah nilai yang barangkali bisa dipakai adalah bersikap bijaklah terhadap informasi yang diperoleh dan pergunakan informasi yang didapat dengan menghadirkan sikap yang bijaksana, menghasilkan kebijakan yang memang benar-benar bijak. Karena setiap pewarta, setiap pembawa berita harusnya jujur atas data yang dimiliki.

Pemahaman yang barangkali tidak seperti apa yang dipahami oleh jamaah lain. Pengalaman pribadi seseorang akan mempengaruhi pemahaman atas informasi yang diterima. Yang mungkin juga akan lain dari apa yang sebenarnya Sabrang maksudkan. Ini bukan pada wilayah kebenaran informasi, tapi pada pengetahuan yang muncul dan wawasannya. Terima kasih Kenduri Cinta, a laboratory and university of life.

Oleh-oleh dari Kenduri Cinta Juni 2016.