Kesempatan Untuk Memanfaatkan Momentum

KEKUATAN akan dikalahkan oleh kecepatan, dan kecepatan akan dikalahkan oleh momentum. Sekuat apapun tim sepakbola, mereka akan kalah oleh tim sepakbola yang memiliki pemain-pemain yang memiliki kecepatan. Namun meskipun sebuah tim sepakbola memiliki pemain-pemain yang mampu berlari cepat dan mampu mengambil keputusan dengan cepat, akan kalah oleh tim sepakbola yang mampu memanfaatkan momentum dengan baik. Semalam, dalam pertandingan sepakbola Piala Asia U-19 anatra Qatar berhadapan dengan Indonesia, kita menyaksikan betapa momentum yang dimiliki oleh anak-anak muda U-19 Indonesia berhasil dimanfaatkan dengan baik.

Kembali, dari anak-anak muda Tim Nasional Sepakbola U-19 kita belajar tentang makna sebuah perjuangan. Tadi malam, dalam lanjutan pertandingan babak grup Piala Asia U-19 yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno kita menyaksikan sebuah pertandingan sepakbola yang kembali membuktikan bahwa semangat juang anak-anak muda di lapangan hijau dalam membela Negara bukan perjuangan main-main.

Belum genap 30 menit pertandingan babak pertama berlangsung, Indonesia kebobolan 3 gol tanpa balas. Pada akhirnya, babak pertama diakhiri dengan skor telak; 4-1 untuk keunggulan Qatar. 20 menit babak kedua berjalan, gawang Indonesia kembali kebobolan 2 gol, angka di papan skor pun bertambah; 6-1. Sepertinya permainan sudah berakhir di menit 60.

Ternyata tidak. Dalam pertandingan sepakbola keberhasilan seorang pemain mencetak gol tidak hanya ditentukan oleh 1-2 pemain saja, tetapi ada faktor momentum dimana seorang pemain mampu mencetak gol pada waktu yang tepat. 6 gol yang dicetak oleh Qatar ke gawang Indonesia mayoritas adalah gol yang terjadi akibat pertahanan Indonesia yang buruk pada pertandingan semalam. Tetapi, daya juang anak-anak U-19 Indonesia mendapatkan momentum setalah menit ke-60 saat berlangsungnya pertandingan semalam.

Mungkin tim nasional Qatar menganggap bahwa mental tim nasional Indonesia sudah habis. Ternyata perhitungan mereka salah. Indonesia bangkit dari ketertinggalan 6-1, dalam kurun waktu 30 menit sisa pertandingan, Indonesia berhasil mencetak 4 gol untuk menipiskan ketertinggalan. Skor akhir 6-5 untuk keunggulan Qatar. Dengan kondisi ini, anak-anak U-19 Indonesia hanya membutuhkan kemenangan 1-0 saja pada pertandingan terakhir melawan Uni Emirat Arab.

Anak asuh Coach Indra Sjafri memang kalah dalam pertandingan tadi malam, tetapi perjuangan mereka untuk lolos ke babak berikutnya belum selesai. Dan seperti inilah hidup kita. Kegagalan yang sudah berlalu tidak berarti itu adalah kegagalan yang juga akan kita alami di masa yang akan datang jika kita mau belajar dari kesalahan yang telah kita lakukan sebelumnya.

Anak-anak muda U-19 ini tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama pada pertandingan melawan Qatar tadi malam ketika begitu mudahnya 3 gol tercipta di babak pertama akibat kesalahan pemain bertahan Indonesia. Dalam pertandingan melawan Qatar tadi malam, anak-anak U-19 itu memang kalah skor dari Qatar. Tetapi mereka mampu bangkit dan mengalahkan keterpurukan mental mereka sendiri. Mengejar ketertinggalan dalam pertandingan sepakbola yang hanya berlangsung selama 90 menit bukan perkara mudah. Tetapi anak-anak U-19 itu membuktikan bahwa mereka mampu melakukannya.

Dan begitulah siklus kehidupan kita sebenarnya. Selama kita masih diperkenankan untuk hidup di bumi, maka tidak ada alasan untuk tidak berbuat baik. Tidak ada alasan untuk tidak memberikan manfaat. Tidak ada alasan untuk tidak menciptakan keindahan untuk keharmonisan bersama.

Yang dilakukan oleh anak-anak U-19 di lapangan hijau itu sederhana namun memberi arti. Pertandingan sepakbola hanya bergulir selama 90 menit. Namun dalam 90 menit itu, anak-anak U-19 melakukan perbuatan nyata, membela NKRI. Tanpa meneriakkan slogan “NKRI Harga Mati”, anak-anak U-19 mati-matian berjuang untuk keharuman nama bangsa.

Sementara di ruangan lain dari bangunan Indonesia ini kita juga menyaksikan banyak anak-anak bangsa yang saling sikut-sikutan, saling jegal, saling tikam namun yang dilakukan bukan dalam rangka untuk kepentingan bangsa dan negara, melainkan hanya untuk kepentingan kelompoknya sendiri, atau bahkan untuk kepentingan dirinya sendiri.

Tahun 2019 sudah ada di depan mata. Indonesia akan menyambut tahun politik yang suhunya sudah memanas dalam beberapa hari terakhir ini. Kegaduhan demi kegaduhan terus terjadi setiap hari dengan isu yang terus berganti. Setiap hari ada saja isu yang baru yang menjadi sumber kegaduhan. Seolah-olah sudah tidak ada lagi celah untuk melihat Indonesia dari sudut pandang yang lain.

Apakah tim nasional U-19 Indonesia akan mampu mengalahkan Uni Emirat Arab pada hari Rabu mendatang, untuk kemudian melanjutkan asa perjuangan agar mereka mampu lolos ke Piala Dunia U-20 tahun depan tentu bukan sebuah hal yang bisa kita pastikan hari ini. Masih ada 90 menit bagi anak-anak muda U-19 untuk berjuang untuk setidaknya lolos dari fase grup.

Sementara Indonesia, memiliki waktu selama kurang lebih 6 bulan lagi untuk menentukan siapa yang akan diserahi tongkat kepemimpinan bangsa dan negara untuk lima tahun selanjutnya. Sebagai rakyat biasa, kita hanya berharap semoga siapapun yang terpilih nanti adalah orang yang tepat, yang memiliki mental pejuang, yang sanggup mengeluarkan seluruh kemampuan yang ada pada dirinya hingga titik darah penghabisan, seperti yang dilakukan oleh anak-anak muda tim nasional U-19 di Stadion GBK tadi malam.