Hati Rahman Rahim

Bulan ini saya bersama beberapa teman dari Kenduri Cinta berkesempatan untuk ikut menyimak Mocopat Syafaat secara langsung. Setelah sesorean menikmati obrolan di Kadipiro, malamnya kami berangkat ke Kasihan, Bantul. Sesampai di lokasi, tampak beberapa orang sudah mulai berdatangan – beberapa langsung mengambil tempat, beberapa memilih untuk ngangkring dulu. Dari arah panggung jelas terdengar lantunan ayat-ayat suci.Setelah itu, dengan iringan Gamelan Kiaikandhil, Ki Wiludeng menyajikan kisah wayang dengan lakon para Punakawan. Gareng, Petruk, Bagong, dan Semar gegojegan menyemarakkan suasana malam di Kasihan. Ki Wiludeng dengan piawai menyisipkan isu-isu yang sedang ramai diberitakan dalam kemasan yang bikin ngguyu.

Pak Toto Rahardjo kemudian memanggil KiaiKanjeng, Cak Nun, Mbak Via, Pak Zuvrich Aldabarran, Mas Sabrang, dan Pak Mustofa W Hasyim untuk mengambil posisi di panggung. Mocopat Syafaat bulan ini lantas diwarnai dengan satu nomor berjudul Hasbunallah oleh Kiaikanjeng.

Zuvrich Aldabarran yang lahir di California dan sejak tahun 2010 meneliti UFO (Unidentified Flying Object) atau objek terbang yang tidak teridentifikasi; pada umumnya dipahami sebagai pesawat atau makhluk dari angkasa luar), eksopolitik dan eksoteknologinya, memaparkan bahwa dalam 12 tahun terakhir bumi kita mendapatkan bantuan dari planet-planet lain.

Sabrang mengejar Zuvrich dengan pertanyaan-pertanyaan mulai dari yang mendasar sampai ke yang agak detil. Ditanya mengenai apa motif para makhluk itu datang ke bumi, Pak Zuvrich menyebutkan bahwa motif mereka adalah untuk mengawasi perkembangan manusia. “Ada banyak kejadian yang mengindikasikan bahwa mereka berhubungan dengan manusia di bumi, walaupun memang belum banyak yang tampak karena mereka belum siap untuk itu. Mereka takut kita panik. Tahun 1954 ada dua kali rapat antara makhluk luar dengan Presiden Amerika. Mereka terdiri dari dua kelompok, mari sebut saja kelompok A dan kelompok B. Kelompok A merupakan kelompok yang ingin menguasai dunia, memberikan tawaran teknologi sangat maju dalam bidang persenjataan. Sebagai imbalannya, mereka meminta beberapa manusia untuk digunakan sebagai eksperimen. Kelompok B merupakan kelompok yang siap memberikan suplai energi gratis lengkap dengan teknologinya, dan sebagai gantinya, manusia harus meniadakan semua teknologi nuklir karena setiap ledakan nuklir menimbulkan gangguan sampai ke luar bumi.

“Pada waktu itu sedang ada perang dengan Soviet, lantas bagaimana mungkin Amerika mau dan mampu memusnahkan senjata nuklir? Amerika kemudian membuat UFO dengan informasi dari mereka, dan sampai sekarang masih ada pertemuan terus-menerus. Saat ini, kelompok A sudah ditaklukkan. Yang dari Kelompok B selalu datang memberikan peringatan akan bahaya nuklir. Perang Dingin berakhir karena semua senjata nuklir milik AS dan Soviet dimandulkan. Bahkan tahun lalu ada 11% rudal AS yang tidak berfungsi dan pada sekitar 3 minggu yang lalu ada 1.000 hulu ledak nuklir di bawah tanah lenyap secara misterius. Juga ada senjata nuklir dan kapal selam China yang dihilangkan.”


Saya ingin Mbak Via dan KK membawakan Padhang Mbulan karena saya tidak boleh lupa hal-hal yang berguna bagi saya dan kita semua,” Cak Nun memulai, “17 Mei tahun 1998 tempat ini diancam akan dibakar sehingga penghuninya plus anak-anak yatim sudah dilarikan dan beberapa barang-barang sudah diungsikan. Ancaman itu datang karena mereka menganggap saya membela Soeharto.

“Tanggal 11 Mei 1998 ada Padhang Mbulan di Jombang. Di situ kami istighotsah lama dan besar-besaran karena besok paginya akan ada kerusuhan besar di Jakarta. Tanggal 12 terjadi kerusuhan Trisakti, di mana pelaku penembakan tiga mahasiswa sampai saat ini tetap kita jadikan capres. Tanggal 13 kerusuhan melebar dengan penjarahan-penjarahan; dan saya berada di semua tempat kerusuhan itu. Tanggal 14 semakin meluas sampai ke luar kota. Tanggal 15 dan 16 secara sporadis terjadi kerusuhan-kerusuhan dan negosiasi-negosiasi. Ada ABRI merah putih, ada ABRI hijau. Ketika itu saya tinggal bersama Mbak Via di Kelapa Gading, sebuah daerah pecinan selain Glodok. Glodok hancur lebur. Usai kerusuhan orang-orang Cina berkumpul untuk mengucapkan terima kasih atas tidak terjadinya kerusuhan di Kelapa Gading.

“Tanggal 17 saya denger di sini rusuh. Sebelum bangunan ini dibangun, saya memanggil Mas Brotoseno untuk bikin Pisowanan Agung; ketika itu diadakan di alun-alun. Di acara yang saya bikin sendiri itulah saya difitnah membela Soeharto. Tanggal 17 malam saya rapat dengan Cak Nur, Malik Fajar, dan kawan-kawan. Kami menulis surat anjuran bagi Pak Harto untuk mundur sebagai Presiden, lengkap dengan 4 formula. Setelah tanggal 18 kami konferensi-pers-kan, baru kami serahkan surat tersebut ke Saadilah Mursyid. Ba’da Isya’ saya dan Cak Nur ditelepon, beliau berterima kasih atas saran untuk turunnya, juga mengatakan kalau bisa proses pergantian Presiden tidak akan menimbulkan kerusuhan apa-apa. Paginya tanggal 19, kami diminta menemani Pak Harto. Lima orang ditambah 4 orang, termasuk Gus Dur, agar jumlahnya seolah-olah 9. Saya tidak boleh lupa bahwa saya disuruh oleh Tuhan ngomongi Pak Harto untuk turun. Tapi jangan berpikir bahwa apa-apa yang saya sebut tadi akan mereka sebut dalam berita-berita, karena mereka adalah para penjual tembung jare.


Zuvrich melanjutkan uraian beliau bahwa pada prinsipnya makhluk-makhluk itu memberi peringatan supaya kita tidak main nuklir karena akan mengeluarkan semacam partikel yang berbahaya, walaupun saat ini kita belum tahu. Sekitar 2 tahun lalu dia mendapat mandat dari konfederasi untuk lebih aktif membantu manusia karena situasinya sudah menjadi sangat sulit. Dua atau tiga tahun terakhir ada upaya untuk perang lagi.

“Kelompok yang jahat bentuknya seperti reptil, mempunyai pangkalan di bawah laut dan sudah dihancurkan oleh serangan planet-planet lain. Tinggalannya ada ratusan, yang menyebar dan sekarang sudah hampir habis. Illuminati juga sudah hampir habis, tak ada uang lagi, dunia mulai menyerang mereka.” Pak Zuvrich juga mengatakan bahwa dalam waktu 6 sampai 8 bulan lagi akan datang, dengan semakin banyaknya orang yang sadar dan mempunyai collective consciousness. Bank-bank di Eropa dan di AS akan hancur. Sistem ekonomi di dunia akan dinolkan. Akan ada banyak harta yang akan dilepaskan. Sudah ada dua orang Filipina yang menggunakan mobil dengan energi dari luar.


Sekarang ini, kamu nggak boleh meneliti dirimu sendiri. Yang kuasa pada sehatmu adalah dokter. KTP, ijazah, skripsi. Boleh nggak mengutip pendapatmu atau pendapat Mbahmu sendiri? Siapa yang bikin aturan akademis, aturan sehat, aturan mengenai bener-nggak bener? Di bidang apa saja yang anda tidak berkuasa atas diri anda?” Cak Nun melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat berpotensi memperkuat kegelisahan.

“Siapa yang sebenarnya berkuasa atas BBM? Menteri ESDM? Di atasnya ada Presiden, tapi apakah benar-benar Presiden yang berkuasa? Ada mafia BBM. Apakah mafia benar-benar berkuasa? Atau dia dikuasai oleh badan yang lebih tinggi yang membuat mereka berkuasa di dunia? Seluruh sistem di Indonesia telah dikuasai mereka.

“Mereka keluar secara resmi pada 1776. Pedoman dasarnya ada di dalam NDRA: Kamu diperkenalkan dengan surga sehingga kamu mengejar surga, padahal surga yang mereka kenalkan sebenarnya adalah neraka. Kamu dicuci otak, kamu disuruh 100% untuk menyenangi, mencintai, mengagumi, dan menyembah setan. Kamu sudah bukan dirimu sendiri karena kamu tidak pernah berkuasa atas dirimu sendiri.

“Siapa yang mendesain hidup anda? Penguasaan manusia atas manusia sudah sedemikian mutlaknya. Contohnya dalam hal sepakbola; anda dibikin sebegitu terpesona kepadanya. Lebih tinggi mana atensi terhadap BBM dengan Champion League? Anda sudah dijadikan bukan dirimu lagi, dijadikan yang paling remeh dari dirimu.”


Sabrang menjelaskan bahwa pada tingkat-tingkat paling atas, pengontrol dari semuanya adalah 13 keluarga yang berkoordinasi satu sama lain di seluruh level, dengan pembagian tugas yang jelas. Mereka sudah mempunyai kesadaran kolektif, sehingga sudah tidak menggunakan komunikasi simbol. Yang di bawah mereka barulah menggunakan simbol. “Silakan googling mengenai sacred geometry. Pelajari Phytagoras lebih detil dan lebih jauh: bagaimana jalan hidupnya, organisasi-organisasi apa saja yang dia bikin, dan seterusnya.”

Untuk sebuah organisasi rahasia, adalah wajib untuk menjaga kerahasiaan atas masing-masing anggotanya sehingga harus ada metode komunikasi. Maka dari itu ada komunikasi simbol di antara mereka. Di masing-masing level ada kode tersendiri di mana pada satu level dapat memahami kode di bawahnya tapi tidak mampu memahami yang di atasnya.

“Kalau mau bikin skemanya, 13 keluarga tadi bukanlah konspirasi dunia saha tapi juga dunia-akhirat. Sok sok kelalen antara ‘aku’ dan ‘kami’. Kabar yang dibawa oleh Rasulullah, nanti akan ada perang besar dulu, kemudian turun Imam Mahdi, kemudian ada masa damai sebentar sampai orang lupa akan Dajjal, Dajjal turun dan Nabi Isa yang menghadapinya, muncul Ya’juj dan Ma’juj yang Nabi Isa tidak bisa menghadapinya, Allah mengirimkan ulat untuk membunuh Ya’juj dan Ma’juj. Mayat-mayat mereka tersebar di mana-mana, kemudian Allah mengutus burung nazar untuk membersihkannya dan menurunkan hujan.”

Cak Nun meminta Sabrang menjelaskan dua hal: tentang lambang polisi Arab yang berupa mata satu dan simbol Angkatan Udara Israel dengan tulisan ‘kafir’.

“Kalau dari pengetahuan yang kita peroleh dari ranah Islam, Dajjal bermata satu. Mata kanannya buta, tertempel daging seperti dahak yang menempel pada dinding. Teman-teman Barat mengurutkan mata satu berasal dari Horus (anak dari Ra) di mana dia memenangkan perebutan tahta tapi terluka satu matanya. Kok Kanjeng Nabi memasukkan doa untuk dilindungi dari fitnah Dajjal? Seberapa berbahayanyakah? Ternyata tidak ada yang dikonsep oleh bukan Dajjal. Mereka bikin bintang olahraga, bintang film, dan sebagainya dalam rangka mendesain berhala. Artis mengiklankan tuntunan. Dan kita lahir di dalam kurungan yang memang didesain untuk menjauhkan diri kita dari jabang bayi.”

Cak Nun kembali melontarkan pertanyaan, “Berarti, mereka sebenarnya ada atasannya to? Bagaimana menarik garis antara 13 keluarga dengan Dajjal?”

“Pasti ada sesuatu yang men-drive mereka untuk melanjutkan tugas sedemikian panjang. Mereka sadar akan drama dunia, maka mereka mengambil peran. Mereka mempersiapkan ujian nasional di mana semua diuji dengan jalan Dajjal. Mereka menyiapkan jalan untuk menuju ke sana,” jawab Sabrang.

Cak Nun menambahkan informasi dari Sabrang bahwa jika di wilayah properti sudah ada simbol itu, yang di wilayah non properti bisa menyimpulkan, “Oh, di sana sudah dikuasai”.

“Wilayah-wilayah cara berpikirmu tentang agama juga sudah dikuasai Dajjal. Kamu sudah tidak percaya dengan ilmu sejarahmu sendiri, dengan dirimu sendiri. Pintu gerbang Madinah bahkan sudah berupa segitiga mata satu. Dengan peci kamu gampang menipu. Itu adalah juga ajaran Dajjal untuk meng-output-kan simbol-simbol agama secara fisik. Sebaiknya kiai-kiai justru mengenakan pakaian sebagaimana yang dipakai tukang becak,” Cak Nun kembali menambahi sambil meminta Sabrang untuk menambahi simbol-simbol terkait hal itu.

Sabrang merespon, “Para pelakunya belum tentu tahu grand design-nya. Mereka merasa melakukan kebaikan. Mereka tidak tahu bahwa B ditambah C akan menjadi jelek. Untuk menganalisis secara lokal, sangat susah untuk mengidentifikasinya. Hal ini harus dipahami secara total karena secara ‘kecil’, akan terlihat baik semua. Untuk melakukannya, dibutuhkan ketajaman dan kelengkapan data dan open mind untuk memahaminya.”


Sabrang pernah mengatakan bahwa bentuk negara Itali itu seperti orang sedang menendang bola, Irian yang merupakan pusat burung bentuknya seperti burung. Othak-athik-gathuk sudah diremehkan karena kalau kamu mau othak-athik-gathuk, akhirnya akan gathuk kepada Gusti Allah. Indonesia bentuknya seperti perahu. Apa karakter perahu Nuh? Dia menampung banyak hewan dan tumbuhan. Rasio antara ruang dengan keberagamannya sangat sangat tinggi.

“Jadi, yang akan jadi perahu Nuh setelah Perang Dunia Ketiga adalah Indonesia. Tak dongakke kowe termasuk sing separo, karena Joyoboyo pernah berkata bahwa wong Jowo kari separo, Cino-Londo kari sakjodho. Nuklir sudah dieliminir oleh pihak-pihak dari luar, Iran perang dengan Israel; Arab pasti ikut Israel. Indonesia absen. Indonesia adalah perahu Nuh yang di tengah deknya disediakan tumpeng berupa Merapi. Malam ini Merapi sedang sangat mulek-mulek,sedang bersiap-siap untuk hajatan. Nanti kita berdoa bersama semoga Merapi bukan sedang akan menyebar bencana, melainkan menyebar tumpeng ke seluruh penjuru.

“Dalam keadaaan seperti ini kalau ada ledakan kata Rasulullah, asap akan membubung ke seantero bumi, menyebabkn turunnya hujan asam; maka tutuplah rumahmu rapat-rapat, sediakan makanan awet sebanyak-banyaknya. Saya tidak tahu apakah akan senang atau takut. Kuncinya satu : wiridan kita dalam 6 bulan ke depan tak usah departemental atau segmental. Wiridnya mendasar saja, yang penting membuatmu nempel sama Allah. Saya yakin selama nempel ke Allah, berkecamuklah apa-apa yang anda inginkan.”


Usai KK dan Mbak Via membawakan Kalimah, giliran Pak Mustofa W Hasyim membawakan sebuah puisinya yang berjudul Negara Klithikan.

Lima jamaah melontarkan pertanyaan begitu dibuka sesi tanya-jawab. Pertanyaan pertama datang dari Mas Hadi yang beranggapan bahwa UFO dengan segala macam skenario dan benda-benda yang ditinggalkannya dalam sejarah, merupakan bagian dari skenario Dajjal untuk merusak pemikiran manusia dalam beragama.

Pertanyaan kedua datang dari Ni’am, mengenai latar belakang ketertarikan para makhluk luar angkasa sampai-sampai mereka datang ke bumi. Berdasar film Esoteric Agenda Movie yang pernah ditontonnya tiga tahun yang lalu, Ni’am mendapatkan informasi bahwa akan terjadi depopulasi besar-besaran melalui berbagai jalan yang sudah sejak lama di-set melalui makanan dan minuman.

Pertanyaan ketiga yaitu bagaimana cara menghancurkan demokrasi. Azis dari Pengging, Boyolali, menyatakan bahwa awalnya tidak percaya pada UFO, tapi kemudian informasi-informasi yang ada memunculkan kecurigaan. Apakah mereka makhluk fisik seperti manusia? Atau semacam malaikat dan Iblis? Apakah mereka berasal dari 6 langit yang lain dari 7 langit dan 7 bumi itu?

Penanya kelima bertanya apakah kita wajib berprasangka buruk pada ahli kitab? Bagaimana kita membaca teks Al Quran, bahwa di antara yang berbuat baik ada orang-orang bukan Islam dan di antara orang-orang yang berbuat kejahatan ada orang-orang Islam? Bagaimana relevansi ayat-ayat semacam itu? Bagaimana kita menemukan relevansi Al Quran dalam melakukan perjuangan bersama-sama?

+

Pak Zuvrich menjelaskan bahwa di dalam galaksi Bimasakti ada 250 milyar bintang, kurang lebih sama dengan matahari. Di antara sedemikian banyak pasti ada banyak sekali planet. Selama berpuluh tahun sudah ada yang bekerja sama dengan Pemerintah Amerika dalam setiap harinya. Bentuknya 80% – 90% seperti manusia. Yang paling menakutkan adalah yang sama persis dengan manusia, yang turun dan membaur dengan kita. “Saya kira data-data mengenai UFO bukan bagian dari agenda AS untuk memusnahkan nuklir selain buatan mereka.”

“Suara ayam saja berbeda di mana-mana, pasti ada distorsi masing-masing untk menjelaskan hal yang sama,” Sabrang lebih dulu menganalogikan, “Kalau anda lihat satu demi satu akan sangat sulit mengidentifikasikan desain, tapi jika dilihat akarnya akan terlihat. Ketika lahir, anak kecil suka semuanya. Dia belajar, bermain. Agak gede dikit, dia main ke sana ke mari. Layangan dikejar ke mana-mana. Ketika besar, dia sadar bahwa layangan tidak begitu penting.

“Yang mereka coba lakukan adalah menahan perkembangan kita. Yang mereka inginkan adalah kita tetap menjadi anak-anak. Layangan itu ada sangat banyak bentuknya. Tahap pertama adalah materi. Kita dipertahankan di situ. Pada tingkat yang lebih tinggi kita diberi layangan yang lain, yakni konsep. Kita disuguhi perbedaan agama satu dengan yang lain sehingga kita lupa bagaimana menerjemahkan agama sendiri, lupa menemukan diri sendiri. Melawan hal seperti ini sederhana saja, yaitu jangan lupa untuk tumbuh. Pengetahuan adalah kemampuan untuk membedakan yang satu dengan yang lain. Untuk tumbuh kita harus menemukan kebijaksanaan, yaitu menemukan persamaan. Kita dicekoki terus dengan pengetahuan sampai-sampai lupa pada kebijaksanaan.

“Saya ingin mengelaborasi bahwa mereka jauh lebih memahami kita daripada apa yang kita pahami terhadap diri kita sendiri. Desainnya tepat pada cakra. Misalnya cakra hijau yang menyangkut hati atau cinta, kita didesain agar konsep cinta berhenti pada cinta-remaja, cinta antara laki-laki dan perempuan. Ada desain untuk mis-direction. Melihatnya sederhana: tidak ada yang lebih penting daripada pencarian kepada Gusti Allah. Di sinilah pentingnya kebijaksanaan. Untuk orang yang lebih pintar, desainnya lebih canggih. Tanyakan pada diri sendiri: Apakah ‘ini’ akan membuat saya lupa pada pencarian saya kepada Allah?”


Zuvrich menjelaskan bahwa bumi ini istimewa oleh keberlimpahan airnya sehingga memungkinkan begitu banyak flora dan fauna untuk hidup. Sudah dibuktikan bahwa dalam DNA manusia ada campuran DNA lain. Mereka sudah mulai datang ke sini sejak puluhan ribu tahun yang lalu. “Selama ini kita dibentuk bahwa kebenaran boleh milik orang banyak. Ngrangkul kebenaran sebagai sesuatu yang benar-benar benar; itu merupakan ilusi sangat kuat. Padahal dalam urusan dengan Tuhan, itu semau-mau dia. Kalau kamu memberi tahu, kamu sedang memberi kebaikan atau justru beban kepadanya? Ketika kamu memberi contoh lalu dia bertanya, itu berarti wadahnya sudah siap untuk menerima pengetahuan baru dan bertanggung jawab terhadapnya. Pengetahuan bisa menjadi pedang dua mata.”

Terhadap uraian Sabrang sebelumnya, Cak Nun menanggapinya dengan memberikan ilustrasi bahwa dari sekitar 8 jam maiyahan, porsi untuk pertanyaan dan jawaban mungkin hanya sekitar 1 jam. Ini berarti melanggar uraian Sabrang. Dan hal seperti ini pula yang menyebabkan orang Islam bodoh. Umar, Abu Bakar, dan Utsman tidak banyak bertanya. Ali lah yang banyak bertanya.

“Seseorang bisa siap menerima pengetahuan ketika kita ikut menyiapkannya dulu. Istilahnya diklasani sik. Karena saya menjalani pekerjaan paling tidak enak, yaitu ngomong; maka yang saya butuhkan adalah nglasani, baru saya omongi. Kalau soal tidak boleh bekerja sama dengan teman yang bukan Islam, saya mengharapkan Ustad yang mengatakannya bisa mengamalkan hal itu dengan total. Memangnya kerja sama cuma ada di organisasi? Risikonya ya nggak bisa berdakwah. Ada yang dilanggar ustad itu. Kalau kita lihat ayat: Tidak akan pernah ridho orang-orang Yahudi/Nasrani sebelum kamu mengikuti millah mereka. itu poinnya ada pada ‘ridho’ atau pada ‘Islam’-nya?” Jamaah secara bersamaan menjawab “Ridho”.

“Apakah itu bisa membatalkan pergaulan? Kita harus kontekstual dan kasuistik. Masa’ masuk-anginen banget? Mbok sudah Anda jangan terlalu mendramatisir hal-hal semacam itu. Rasah kepincut pada freedom of speech, karena kemampuan terbaik adalah menahan diri. Justru kewajiban manusia nomor satu adalah berpuasa, karena Allah pun berpuasa. Dia sangat sabar, bikin time-schedule sedemikian rupa.

“Film-film jangan dijadikan dasar pengetahuan mengenai UFO. Ada yo ben, nggak ada yo ben. Anda punya Allah kok. Ra usah methentheng, jupuk apike. Semua kan kemungkinan; dan kemungkinan tidak bisa anda bantah. Kita bergembira atas seluruh kemauan Allah. Maka manusia justru diajari untuk mengerti batas. Pengetahuan mengenai batas itu jauh lebih penting daripada kemerdekaan. Anda harus punya skala prioritas. Perkara iman harus pada yang inti. Di luarnya, enteng-enteng saja; untuk menghemat jatah detak jantung anda, untuk menghemat kesehatan metabolisme anda.

“Kalau soal demokrasi, saran saya ya jangan dihancurkan. Ngopo repot-repot? Nggak nduwe penggawean po piye? Jadi pertanyaannya: anda ingin menghancurkan demokrasi atau anda tidak ingin dihancurkan demokrasi? Digeguyu wae. Jangan mau tertekan oleh keadaan-keadaan dalam hidup ini. Sesuatu yang tidak bisa dielaborasi secara intelektual, sikapi dengan dagelan.”

Sekian puluh menit lepas dari pukul dua dini hari, Cak Nun mengajak semuanya untuk sejenak hening, khusyuk berdoa untuk kebaikan bersama, untuk kelancaran hajatan Merapi menyebar tumpeng ke seluruh penjuru.

[Teks: Ratri Dian Ariani]