From Reportase Kenduri Cinta

PRESIDEN SEJATI PUJANGGA ABADI

“Ini bukan urusan ekslusif linier puisi saja. Tapi ini urusan sangat tauhid. Ini urusan sangat agama,” Cak Nun sampaikan. Ibarat dalam sepakbola, terjadinya sebuah gol justru lebih banyak dipengaruhi oleh pergerakan-pergerakan pemain tanpa bola daripada bola itu sendiri. Maka sudah seharusnya kita mulai melatih kepekaan untuk melihat hal-hal yang tidak diinformasikan. Cak Nun mengingatkan kita untuk melatih kepekaan diri agar mampu membaca ayat-ayat Allah yang tidak difirmankan.

Cak Nun melakukan tadabbur surat Al Qashas ayat 77: wabtaghiy fiima ataakallahu daaro-l-akhiroh walaa tansa nashiibaka mina-d-dunyaa. Kata “nashib” yang dimaksud bukan tentang nasib kita, melainkan tentang apa yang dikhususkan oleh Allah kepada kita, yang ada dalam diri kita. Kita yang menggali potensi dalam diri sehingga kita menemukan keistimewaan dalam diri kita. Disitulah letak walaa tansa nashiibaka mina-d-dunyaa.

TANAH AIR ALLAH

Kenduri Cinta mengajarkan kesabaran dan kelegaan hati. Kenduri Cinta tetap menjadi rumah bagi semua orang, menampung siapa saja, saling menjaga dan saling mengamankan. Kenduri Cinta dan Maiyah harus terus berjalan, karena manfaat bagi pribadi maupun lingkungan sangat terasa, membangun mental, meneguhkan hati, menjernihkan pikiran, menjadi pribadi manusia yang sesungguhnya yang bisa menghargai manusia yang lainnya.

DOSA KEJUJURAN

Presiden hanya salah satu onderdil, salah satu part dari sistem, sebuah negara. Ditegaskan oleh Cak Nun, salah satu tujuan Cak Nun menemani kita di maiyahan adalah dalam rangka mempersiapkan part-part yang lain, agar melengkapi kelengkapan onderdil yang sudah ada. Harapannya, kelak Indonesia menjadi lebih baik pada saat generasi hari ini, yang terlibat di maiyahan, ikut mengelola Indonesia. Karena sebuah kesebelasan tidak hanya tergantung pada siapa pelatihnya, atau kaptennya, melainkan adalah bagaimana teamwork berjalan atau tidak.

AL-BIRR

“Allah membuat surga karena mencintamu. Allah membuat neraka juga karena Allah mencintaimu,” kata Cak Nun. “Allah menciptakan neraka supaya manusia kembali pada titik keseimbangan. Apapun yang memang baik untuk Indonesia, kita istiqomahkan untuk terus kita kerjakan. Berhasil atau tidak berhasil, bukan urusan kita. Urusan kita adalah bahwa kita tidak pernah berhenti untuk berjuang sampai kapan pun,” tegas Cak Nun.

NEITHER NOR

Dalam Islam, konsep keseimbangan itu bisa diimplementasikan dalam shodaqoh. Kata shodaqoh berasal dari akar kata yang sama dengan kata shiddiq. Shodaqoh adalah konsep keseimbangan, jika manusia tidak ber-shodaqoh maka tidak akan tercipta keseimbangan dalam kehidupan sosial masyarakat. Kenapa di Maiyahan bisa bertahan hingga jam 4 pagi? Salah satunya adalah karena kita utuh sebagai manusia, kita mampu berpikir seimbang sebagai manusia, sehingga kita saling mengamankan harta, martabat, dan nyawa satu sama lain.

“NABI DHOLIM”

Rasulullah Saw sebelum diangkat sebagai Nabi, dia sudah lulus sebagai manusia, sehingga ia mendapat julukan Al Amin, orang yang dipercaya. Julukan ini bukan sembarang julukan, karena siapapun saja yang berada di sekitar Muhammad bin Abdullah saat itu, akan terjamin keamanannya, baik nyawa, martabat dan juga hartanya. “Sekafir-kafirnya anda, saya tidak akan memanggil anda dengan sapaan Kafir. Semuslim-muslimnya anda, saya posisinya adalah mendoakan anda semoga anda kelak tergolong dalam golongan orang-orang yang muslim,” tutur Cak Nun.

INDONESYARIAH

Cak Nun menegaskan bahwa salah satu rumus Allah adalah Laa ikroha fi-d-diin. Namun juga dalam ayat lain Allah menyatakan Faman syaa’a fa-l-yu’min, waman syaa’a fa-l-yakfur, semua manusia memiliki kedaulatan untuk memutuskan. Setiap keputusan itu ada risikonya masing-masing. Tentang syariat Allah, sebenarnya yang perlu kita pelajari adalah apa itu syariah, dan seperti apa mekanisme syariat Allah berlaku. Mengapa masih ada orang yang takut terhadap term syariat Allah, padahal nyata sekali bahwa kehadiran manusia di muka bumi merupakan salah satu syariat Allah, maka sangat aneh jika kemudian ada orang yang berani menolak syariat Allah. Cak Nun menyarankan untuk kita kembali mempelajari apa itu syariat Allah, kemudian apa yang difahami tentang syariat Islam, berdasarkan pemahaman dan penafsiran ulama seperti apa, ada berapa banyak versi penafsiran tentang syariat Islam yang kemudian dianggap sebagai syaraiat Allah, segala bentuk dan skalanya harus kita fahami bersama-sama.

WARASATUL ANBIYA

Seseorang yang mampu menjadi pewaris Nabi adalah orang yang mampu menjadi juru bicara kebijaksanaan, alsinatul hikmah. Mereka adalah orang-orang yang tidak berbicara kecuali dengan izin Allah, dan jika mereka berbicara mereka meninggalkan manfaat bagi orang yang mendengarkan. Manusia yang saleh adalah manusia yang pantas disebut manusia di hadapan Allah. Agama adalah situasi keilahian dalam diri manusia yang menuntun orang melakukan sesuatu bukan atas dasar paksaan, melainkan atas dasar keterpanggilan.

BELAJAR MEMILIH PRESEDEN

Secara umum, preseden adalah kejadian yang sudah berlalu yang bisa dijadikan semacam referensi untuk melakukan kegiatan berikutnya. Sederhananya, preseden adalah peristiwa masa lalu yang menjadi pelajaran atau contoh. Preseden lalu dijadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Allah pun mengingatkan untuk senantiasa melihat, mempelajari serta mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa lampau untuk dijadikan pedoman, tolok ukur dan referensi menuju kehidupan yang akan datang.

MAIYAH BUMI DAN MANUSIA

Dialektika yang diselenggarakan di Maiyah adalah belajar bersama, sinau bareng, tidak ada konsep mengajar, karena mengajar hanyalah akibat dari proses belajar bersama. Adanya pihak yang bertanya kemudian ada pihak lain yang lebih menguasai informasi sehingga memberi tahu kepada yang belum tahu. Tidak ada proses mengajar, yang ada adalah proses belajar bersama. “Begitulah di Maiyah, tidak ada mu’allim, yang ada adalah muta’allim,” Cak Nun menjelaskan.