By Sigit Hariyanto

Sulitnya “Mendhem jero” di Zaman Now

Nabi Muhammad saw meminta kita untuk tidak mencela orang yang sudah meninggal dan memberikan pujian kepadanya. Mikul duwur mendhem jero, maka kuburkanlah dalam-dalam aib saudaramu sesama manusia, seperti saat mengubur mayit, dan angkatlah prestasi saudaramu sesama manusia sebagaiman saat memanggul mayit menuju kuburan. Sayangnya, era saat ini, zaman now, mess-age (zaman kacau), zaman edan, zaman dimana sedang dipertontonkan kepada kita hal yang sebaliknya. Menyebar aib orang seenak wudhel, yang wudhel saja baunya sering tidak enak. Mengumbar aib untuk menjatuhkan orang, dan menyembunyikan prestasi-prestasi orang, atau minimal menafikannya.

Menjadi “Orong-Orong”

Diperjalankan Allah, begitu frasa lengkapnya, mengacu pada bagaimana kehendak hati menghantarkan seseorang ke suatu tempat. Dalam hal ini saya diperjalankan ke Kenduri Cinta. Diperjalankan karena tidak ada yang mengajak saya sebelumnya ke Kenduri Cinta, dan tidak ada yang memberi informasi apapun tentang Kenduri Cinta juga Maiyah kepada saya. Diperjalankan karena tidak juga karena sebelumnya melihat video Maiyahan di YouTube.

Berawal dari mencari kata “kenduri” di mesin pencarian internet, saya menemukan laman kenduricinta.com. Memang tidak sesuai dengan apa yang awalnya saya cari. Saya kemudian membaca beberapa artikel di laman tersebut, ada beberapa kutipan Emha Ainun Nadjib, atau yang sering disebut Cak Nun. Yang bagi orang asli Bantul seperti saya, sosok Cak Nun sudah tidak asing lagi, karena Cak Nun dan KiaiKanjeng, cukup sering “didatangkan” ke desa-desa di daerah Bantul. Pertemuan online saya inilah yang kemudian mendorong saya untuk datang pertama kalinya ke Kenduri Cinta di bulan Agustus 2014 silam.

Membijaksanai Informasi

Di Maiyah, yang memang memposisikan diri sebagai produsen informasi, bukan hanya sekedar konsumen informasi, memiliki nilai-nilai dimana sebuah informasi disampaikan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dari sudut pandang yang beragam. Walapun tentu dengan pemahaman yang berbeda pada setiap orang. Karena di Maiyah salah satu nilai yang dipegang adalah mencari sebuah kebenaran, bukan mencari siapa yang benar.