By Redaksi Progress

Ngaji bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng, Maulid Nabi Muhammad SAW

Cak Nun mengingatkan kunci prinsip di dalam bershalawat. ialah karena dengan dekat kepada Kanjeng Nabi, kita punya modal kepantasan untuk dikabulkan doa kita, karena Allah tresno kepada Kanjeng Nabi. Hidup menjadi lebih mudah kalau kita mencintai Allah dan mencintai kekasih Allah yaitu Kanjeng Nabi Muhammad.

Sinau Cak Nun dan KiaiKanjeng ; Peresmian Perpustakaan Daerah Yogyakarta

Perpustakaan itu tempat sunyi, bukan pasar, bukan tempat yak-yakan. Sunyi yang dimaksud adalah kontemplasi. Pulang dari perpustakaan orang akan melakukan ekspresi. Saya berharap Perpustakaan DIY ini mampu memberikan perubahan-perubahan mindset, memberikan kreativitas dan strategi kebudayaan, menciptakan hijrahnya nilai-nilai, dan bahkan dapat mengilhami policy-policy yang benar

Sinau bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng di Balai Desa Selopamioro, Yogyakarta.

‎Integritas atau intelektual adalah ketersambungan satu sama lain. Kebersatuan atau nyawiji. Dan itu berlaku untuk semua hal. Pelajaran hidupnya adalah jelas: jangan suka nyuwil-nyuwil. Mempelajari apa saja harus terkait dengan yang lainnya. Gambaran integritas itu seperti tak bisa dipisahkannya antara gula dengan manisnya, laut dengan ombaknya atau wanita dengan cantiknya.

Cinta Nabi & Me-Muhammadkan Diri

Ciri khas pendidikan timur adalah pesantren, sedangkan ciri pendidikan barat yaitu sekolah. Namun banyak orang pesantren yang tidak yakin jika tidak sekolah. Saat Belanda masuk, pesantren dipersempit hanya menjadi pendidikan ilmu fikih.

Sinau Bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng di Ponpes Pabelan

Cak Nun mengingatkan bahwa kata ‘modern’ yang melekat pada Ponpes Pabelan, sebagaimana juga Ponpes Gontor, berarti penuh pembaharuan, penuh dengan ijtihad. Para santri diajak belajar mengungkapkan diri secara bebas dan percaya diri karena batasnya jelas yaitu di wilayah kreativitas, para santri harus kreatif dan ekspresif.

Mikul Dhuwur Mendem Jero

Cak Nun mengajak jamaah untuk tidak menggunakan kata ‘orang bodoh’. Harus dihaluskan. Karena sebenarnya tidak ada orang bodoh, yang ada adalah orang yang belum tahu. Toh tadi redaksi di dalam hadis bukan jaahil melainkan dzul jahli (memiliki ketidaktahuan). Artinya sesuatu di dalam ‘kebodohan’ itu tidak mutlak, alias dinamis, dan bisa diubah.

Buku: Sekolah Biasa Saja

Buku yang baru saja dirilis ini ditulis oleh salah satu pendiri Kiai Kanjeng, Toto Rahardjo, yang pernah beberapa kali menyunting buku-buku Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), Romo YB. Mangunwijaya, Mansour Fakih, Roem Topatimasang, dan penulis lainnya, dan saat ini mengelola Laboratorium Pendidikan Dasar “Sanggar Anak Alam” di Nitiprayan, Yogyakarta.

Gerakan Literasi Mencerdaskan Negeri

Banyak dari jamaah Maiyah yang masih keliru dengan menganggap bahwa sudah cukup belajar hanya dari ilmu dan wacana yang diberikan Cak Nun, kemudian berhenti melakukan pencarian dan pengkajian. Padahal Cak Nun sendiri berkali-kali menyampaikan bahwa gagasan dan ilmu di Maiyah adalah “kunci-kunci”, “benih ilmu”, atau “gelaran tikar” pengetahuan.

Jujur, Tulus, Setia

Mawaddah dan rohmah adalah dua komponen yang output-nya adalah sakinah. Mawaddah adalah cinta yang masih ada unsur pamrihnya, sedangkan rohmah adalah cinta yang sudah murni tanpa ada pamrih, keinginan, dan dorongan-dorongan lain. Rohmah adalah cinta yang tulus. Keduanya diperlukan bagi kehidupan perkawinan.