By Mohammad Nashir

Maiyah, Kenduri Cinta dan Popularitas

Ribuan orang telah datang di forum ini. Ada yang rutin datang setiap bulan, ada yang datang sesekali, ada yang hanya sekali datang kemudian tidak datang lagi, ada juga yang hanya menikmati forum ini dari kejauhan, melalui dunia maya. Lihatlah betapa ramainya forum ini pada setiap gelarannya. Di area parkir Taman Ismail Marzuki, orang duduk berkumpul bersama, sejak selepas isya’ hingga menjelang subuh.

Benar-Benar Ada Cinta di Kenduri Cinta

Kenduri Cinta tetap berusaha istiqomah berada di jalurnya. Jalur yang tidak populer, anti mainstream, dekonstruktif, independen namun tetap menawarkan kesejatian kepada siapa pun saja yang ingin terus mencari kebenaran. Apa yang ditawarkan oleh Kenduri Cinta dari dulu hingga sekarang dan ke depan nanti tetaplah sama, kemandirian dan keseimbangan berpikir, tidak ikut-ikutan, bagaimana memahami suatu permasalahan dengan melihat gambar secara menyeluruh dan tidak sepotong-sepotong. Cara berpikir yang menjadikan tauhid sebagai landasan sehingga tidak mudah terombang-ambing ditengah berseliwerannya inflasi informasi.

Kenduri Cinta sebagai salah satu simpul penyebaran nilai-nilai maiyah telah menjalani rentang waktu yang sangat dinamis. Sebagai salah satu simpul Maiyah asuhan Cak Nun, Kenduri Cinta sebetulnya memiliki posisi yang lebih strategis. Ia ada di jantung ibukota propinsi dan bahkan negara. Apa yang diuraikan dalam Kenduri Cinta akan menjadi santapan para elit Jakarta. Baik mereka menyantapnya untuk pribadi maupun kelompok, baik terang-terangan dan sembunyi-sembunyi.Dan untuk kemudian dikutip sebagai bagian dari kebijakan pribadi maupun kelompoknya.