By Dicky Wisnu

Gembira Dalam Cinta

Di usia beliau saat ini yang sudah kepala enam, ketekunan dan istiqomahnya tidak pernah berubah. Tetap konsisten menemani dan ngemong cucu-cucunya hampir setiap malam hingga menjelang subuh, di berbagai tempat. Sering saya berdialog dengan pikiran saya sendiri. Rasanya malu di usia saya saat ini yang masih sangat produktif, tapi kenapa justru sering sekali mengeluh? Sedangkan Mbah Nun sedikit pun tak pernah merasa lelah, padahal beliau hampir setiap malam nge-ronda ke berbagai daerah. Menggembirakan semua yang hadir saat itu, tak jarang sampai larut dalam tawa juga tetesan air mata.

Keseimbangan di Zaman Gumunan dan Getunan

Kalau dalam istilah jawa; “Wong Jowo Ilang Jawane”. Bisa dihitung dengan jari, berapa banyak generasi muda yang masih menyukai dan bangga akan kebudayaan asli daerahnya. Misal wayang kulit, tari jaipong, atau lenong Betawi. Tapi kenyataanya justru lebih bangga dengan musik K-Pop atau film-film buatan Hollywood. Yang di dalamanya tidak ada tuntunan, hanya tontonan semata. Sungguh sangat miris.

Eksistensi Dasar

Di zaman now yang serba digital dan bikin lumuh ini, ilmu akan dasar–dasar sebagai manusia seakan sudah muspro. Orang akan melakukan apapun untuk mendapatkan dan mencapai tujuanya, tidak peduli cara itu dengan mencubit, menyikut, memukul bahkan menghilangkan nyawa orang lain. Yang penting keinginanya terpenuhi!