#63TahunCakNun

Trending Topic #63TahunCakNun HARI INI, Jumat tanggal 27 Mei 2016, netizen yang sudah akrab di media social twitter mungkin merasa aneh ketika mengintip salah satu ruang di tampilan twitter mereka. Jika biasanya di daftar trending topic yang muncul itu nama artis, sebuah peristiwa atau isu politik yang hangat, atau sebuah tagar yang berbayar. Tapi tidak demikian dengan yang terjadi pagi ini. Bagi Jamaah Maiyah, 27 Mei merupakan hari yang istimewa, hari ini merupakan hari kelahiran Simbah, Guru, Bapak, Sahabat mereka; Muhammad Ainun Nadjib.

Di salah satu sudut tampilan twitter, tepatnya di kolom trending topic, muncul nama Cak Nun dalam daftar trending topic. Jika mengambil isu-isu yang diangkat di media-media, fenomena ini mungkin termasuk sesuatu yang aneh. Cak Nun, yang sudah sejak lama tidak muncul di media massa nasional, baik elektronik maupun cetak, tiba-tiba namanya muncul dalam daftar trending topic di twitter.

Melihat apa yang terjadi di trending topic twitter pagi ini benar-benar membuktikan bahwa di balik ketidak populeran Cak Nun di media massa mainstream nasional, ternyata beliau cukup populer dan memiliki ruang tersendiri bagi rakyat Indonesia. Pasca Reformasi 1998, Cak Nun sendiri memang memutuskan untuk memilih terjun ke lapisan masyarakat bawah, menemani rakyat kecil di pelosok desa, melalui forum-forum Maiyahan baik yang rutin maupun yang insidentil bersama KiaiKanjeng.

Kekecewaan beliau terhadap apa yang terjadi pada bulan Mei 1998 membuat beliau mengambil keputusan yang sangat tidak terfikirkan oleh kebanyakan orang saat itu. Cak Nun sebenarnya memiliki kesempatan yang sangat besar untuk tampil di panggung nasional saat itu, tetapi karena beliau merasa bahwa Reformasi 1998 sudah gagal, beliau memilih “Jalan Sunyi” yang tidak semua orang berani mengambil pilihan itu.

Tetapi bukan berarti beliau diam, bersembunyi dan hanya menjadi penonton terhadap peristiwa yang terjadi di Indonesia. Permintaan dari masyarakat untuk menghadirkan beliau bersama KiaiKanjeng tidak pernah berhenti. Disamping forum-forum Maiyahan rutin setiap bulan di beberapa kota yang tentu saja beliau hadir disitu.

Dalam sebuah kesempatan, Cak Nun pernah menyampaikan bahwa keputusan KiaiKanjeng untuk tidak terjun di Industri Musik nasional bukan dalam rangka putus asa terhadap ketidakmampuan KiaiKanjeng menjadi populer di ranah industri musik nasional. Melainkan beliau ingin membuktikan bahwa Allah akan menjamin siapapun saja yang bekerj keras dengan ikhlas dan tanpa pamrih merangkul semua lapisan masyarakat. Dan ini benar-benar terbukti hari ini. Tentu saja semangat untuk menjadi kaum ghurobaa itu merupakan aplikasi tindak lanjut dari apa yang sudah dialami oleh pribadi Cak Nun sendiri, sehingga otomatis KiaiKanjeng pun berani mengambil pilihan tersebut. Dan nyatanya, Cak Nun dan KiaiKanjeng memiliki tempat khusus dihati masyarakat Indonesia.

Tagar #63TahunCakNun sukses menyelinap di antara topik-topik lainnya yang saat ini menjadi perbincangan di twitter cukup menjadi bukti bahwa Cak Nun memiliki tempat khusus. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa apa yang dilakukan Cak Nun meninggalkan bekas yang mendalam dalam hati mereka. Belum lagi tagar-tagar Maiyahan yang juga seringkali menyelinap di posisi 3 besar trending topic twitter yang sebenarnya tagar tersebut sangat asing, seperti Maiyahan di UNAIR tadi malam, dengan tagar #MaiyahSrby ternyata mampu menembus trending topic 3 besar dan tagar #IHTIFALMAIYAH yang menjadi tagar resmi Maiyahan Padhangmbulan spesial malam nanti mulai masuk dalam 10 besar treading topic twitter pagi ini.

Lebih jauh dari itu, munculnya nama Cak Nun di dalam deretan top trending topic twitter, bisa jadi merupakan sebuah indikasi bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih membutuhkan sosok Cak Nun. Merindukan sosok Cak Nun dengan segala karakter yang melekat padanya. Kangen sosok orang tua yang rela mengusap kepalanya, membesarkan hatinya, duduk bareng dan memeluk siapa pun. Ada kehausan terhadap perlakuan yang benar-benar mesra. Yang akhir-akhir ini semua itu menjadi barang yang sangat, sangat mahal.

Munculnya #63TahunCakNun, kiranya bisa menjadi satu pertanda bahwa kita haus akan banyak hal. Dan air yang bisa mengobati dahaga itu, bernama Emha Ainun Nadjib, yang kini sudah menginjak usia 63 tahun.

Kalau memang demikian adanya, maka..

Cak..
Rangkul kami, Cak..
Kami sudah haus, dan kami tidak mau haus ini akan terus menemani kami..
Cak…
Kami butuh sosok yang ketika kami memang mau marah, maka kami bisa meluapkan kemarahan sejadi-jadinya..
Kami butuh sosok yang bisa menerima ketika kami meneteskan air mata, karena diam-diam kami memang tidak setegar apa yang terlihat..
Cak..
Kami rindu sosok yang ketika kami menyampaikan sesuatu, dia tidak marah dan mengusir kami..
Sosok yang bisa memahami kebodohan kami. Sehingga tidak mengusir kami ketika apa yang keluar dari mulut kami itu remeh-temeh..
Cak…
Kami rindu sosok itu.. Cak..
Cak..
Temani kami, Cak..

Teks: Inin Nastain & Fahmi Agustian