Rapat Terbuka Komunitas Kenduri Cinta

Sabtu 25 Oktober 2014, bertepatan dengan 1 Muharam 1436 H, para penggiat Komunitas Kenduri Cinta melaksanakan rapat terbuka dengan agenda utama pengesahan struktur kepengurusan Kenduri Cinta periode 2014-2016 sekaligus menyusun program kerja. Formatur yang sebelumnya sudah terbentuk dalam Musyawarah Lengkap pada 1 Rabi’ul Awwal 1435 H yang lalu, telah merumuskan susunan struktur Komunitas Kenduri Cinta dan program kerja masing-masing divisi yang sudah didiskusikan sebelumnya secara internal.

Bertempat di Jl. Kebagusan Raya No. 192, acara yang diagendakan dimulai sejak pukul 3 sore ini diawali dengan forum silaturahmi antar jamaah Kenduri Cinta. Kondisi tempat yang digunakan sebagai Rapat Terbuka kali ini memang mendukung nuansa “cangkruk”. Cuaca ibu kota Jakarta yang cerah sore itu juga membuat suasana obrolan makin hangat dan mengakrab.

Agenda utama rapat terbuka dimulai setelah salat Magrib. Pertemuan ini juga dihadiri oleh beberapa teman-teman penggiat Kenduri Cinta periode awal seperti Hanif Pramono, Andre Wiyono, Munzir Madjid, Rofik dan Rusdianto. Acara diawali dengan pembacaan surat Al-Fatihah dan surat Yaasin dan pembacaan ayat suci Al-Quran yang dipimpin oleh Ibrahim. Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa rapat terbuka Komunitas Kenduri Cinta kali ini sepenuhnya diatur dan diselenggarakan oleh teman-teman penggiat Kenduri Cinta yang baru bergabung kurang dari 6 bulan yang lalu. Ibrahim selaku Ketua Umum Komunitas Kenduri Cinta periode 2014-2016 memberikan apresiasi tersendiri kepada teman-teman yang sudah menyediakan waktu dan tenaganya demi terselenggaranya acara. Bukan hal yang mudah bagi para penggiat baru untuk menyiapkan dan melaksanakan acara seperti ini, namun dengan cekatan dan persiapan yang matang, teman-teman penggiat ini ternyata mampu melaksanakan amanah yang diembankan pada mereka.

Sebagai catatan, para penggiat Kenduri Cinta terjalin secara organik dan sukarela. Sejak 14 tahun lalu, Komunitas Kenduri Cinta selalu menerapkan prinsip-prinsip yang terbuka, partisipatoris, swadaya dan egaliter, baik dalam rangka berkegiatan, berorganisasi maupun penerapannya dalam penyelenggaraan acara-acara. Jika mengikuti “tren” saat ini, penggiat Komunitas Kenduri Cinta bisa disebut sebagai “relawan”.

Pramono, yang merupakan salah satu generasi awal Kenduri Cinta, sedikit bercerita tentang situasi Kenduri Cinta di awal-awal kemunculannya. Tag-line Kenduri Cinta; Menegakkan Cinta Menuju Indonesia Mulia menurut Pramono merupakan sebuah nilai yang menjadi kelebihan tersendiri. 14 tahun perjalanan Kenduri Cinta dinilai oleh Pramono telah memberikan warna bagi bangsa. Menurut Pramono, dengan segala dinamika yang terjadi, yang harus dikedepankan oleh semua yang terlibat di Kenduri Cinta adalah kesadaran untuk bersama-sama belajar.

Pramono juga sampaikan, kondisi jamaah Kenduri Cinta yang datang dan pergi setiap bulannya, sehingga setiap bulan hampir dipastikan banyak jamaah yang baru dan di bulan yang akan datang mereka tidak datang lagi, itu merupakan sebuah dinamika yang bagus bagi Kenduri Cinta. Karena yang ditanamkan oleh Cak Nun di Maiyah sendiri diibaratkan oleh Pramono adalah seperti seorang anak yang melempar kerang dari pantai ke laut. Setiap hari ia melempar kerang ke laut, dan ia menyadari bahwa kerang yang ia lempar itu akan kembali lagi ke pantai. Namun ada satu harapan yang ia sematkan, ia berharap ada satu kerang yang mampu bertahan hidup di dalam laut. Dinamika datang dan perginya jamaah di forum-forum Maiyah diibaratkan hal yang sama oleh Pramono. Bahwa Cak Nun memberi bekal kepada jamaah yang hadir untuk lebih siap terjun di kehidupan bermasyarakat dalam lingkup yang lebih luas, mungkin ada yang sudah siap dan tangguh untuk bertahan sehingga ia merasa sudah tidak perlu lagi kembali ke Maiyah, namun pada saat tertentu ia pasti akan kembali lagi datang ke Maiyah.

Andre Dwi Wiyono yang juga merupakan salah satu dari sekian penggiat Kenduri Cinta di periode-periode awal, menekankan kepada para penggiat agar dapat menemukan konsep transenden dan lelaku dalam proses pembelajaran dalam Kenduri Cinta. Andre mencontohkan bagaimana struktur telur mulai dari cangkang, putih telur sampai kuning telur yang masing-masing memiliki peran yang saling menguatkan satu sama lain. Menurut Andre, Cak Nun mengaplikasikan fungsi tiga elemen telur ini dalam lelakunya selama ini, yaitu sebagai Betara Guru, Togog dan Semar. Cak Nun juga tidak hanya mendampingi orang-orang yang berperan sebagai ksatria, melainkan orang-orang yang menjadi Sengkuni pun ditemani, tentunya dalam hal kebaikan. Cinta segitiga antara Allah-Rasulullah-Manusia merupakan sebuah sistem nilai yang ditanamkan oleh Cak Nun di Maiyah, dan sistem nilai ini merupakan sebuah fondasi yang kuat yang menjadi penopang bertahannya sebuah bangunan bernama Maiyah itu sendiri.

Sebelum menginjak agenda pembahasan program kerja dan pengesahan struktur Komunitas Kenduri Cinta, Ibrahim selaku Ketua Umum Komunitas Kenduri Cinta memberikan kesempatan kepada peserta rapat terbuka untuk memberikan masukan-masukan dan evaluasi kepada para penggiat. Dari hasil sarasehan sebelum memasuki sidang pleno, ada beberapa pointer, diantaranya adalah: usulan agar dapat memunculkan forum Maiyah baru di daerah lain selain yang sudah ada sekarang, ada juga yang mengusulkan agar Kenduri Cinta mampu menghadirkan agenda di luar forum Maiyah bulanan berupa workshop atau pelatihan yang bersifat aplikatif.

Suasana sarasehan menjadi lebih hangat ketika ada salah satu jamaah yang mengusulkan agar diadakan forum Maiyah seperti Kenduri Cinta di daerah pantai utara, tepatnya di Tegal. Pramono kemudian mencoba mengelaborasi usulan tersebut dengan sebuah ilustrasi dimana di sebuah laut di Amerika yang cukup kaya akan hasil ikannya saat itu tumbuh subur burung pelikan dan pinguin, kedua spesies burung ini mendapatkan asupan makanan dari ikan tangkapan para nelayan yang tercecer di bibir pantai. Pada suatu ketika pemerintah setempat mengeluarkan aturan baru dimana para nelayan di tempat tersebut direlokasi ke tempat yang berbeda. Hal ini mengakibatkan populasi burung pelikan dan pinguin berkurang karena mereka tidak terbiasa mencari ikan sendiri. Pemerintah kemudian menyiasati dengan melepaskan pinguin liar di wilayah tersebut, pinguin-pinguin tersebut kemudian memperlihatkan contoh aplikatif kepada burung pelikan bagaimana cara mencari ikan di laut. Akhirnya, kawanan burung pelikan mengikuti cara pinguin bagaimana mencari ikan di laut, hal ini berdampak positif pada pertumbuhan populasi kedua spesies tersebut di wilayah itu.

Pramono menyarankan bahwa untuk menyelenggarakan forum Maiyah di daerah lain tidak harus sama seperti forum Kenduri Cinta, tidak harus dengan struktur organisasi yang lengkap, tidak harus dengan mengundang pembicara-pembicara yang handal. Namun, para jamaah Kenduri Cinta yang aktif setiap bulan hadir di Taman Ismail Marzuki-lah yang seharusnya mampu menularkan nilai-nilai yang ia dapatkan di Kenduri Cinta untuk kemudian dibawa ke daerahnya masing-masing.

Ibrahim kemudian mencontohkan bagaimana Juguran Syafaat yang sudah lebih dari satu tahun ini mampu menyelenggarakan forum maiyahan rutin di Purwokerto. Dikelola oleh anak-anak muda, forum maiyahan Juguran Syafaat konsisten menghadirkan forum setiap bulannya. Salah satu hal yang selalu mereka lakukan adalah, setiap acara Mocopat Syafaat di Yogyakarta, mereka selalu mengirimkan perwakilan untuk hadir. Hal ini bisa menjadi bekal bagi mereka untuk kemudian didiskusikan di Juguran Syafaat. Bahkan, teman-teman di Juguran Syafaat ini mampu menyelenggarakan forum diskusi kecil di rumah-rumah penggiatnya secara bergiliran dan terjadwal. Satu hal menarik yang perlu dicatat, Cak Nun sendiri belum pernah hadir di Juguran Syafaat. Tanpa harus kita pertanyakan, tentu mereka juga memendam kerinduan akan hadirnya Cak Nun, namun mereka sudah memiliki nilai lebih dalam menyelenggarakan forum Juguran Syafaat tersebut, yaitu istiqomah.

Acara sarasehan di rapat terbuka Komunitas Kenduri Cinta kali ini kemudian menyepakati sebuah kesepakatan yang cukup mendasar, yaitu bersama-sama memperbaharui niat (tajdiid niat), agar setiap personal yang bergabung ke Kenduri Cinta tidak salah langkah di kemudian hari.

Setelah sesi sarasehan, agenda dilanjutkan dengan sidang pleno pembahasan program kerja tiap-tiap divisi dan pengesahan struktur organisasi Komunitas Kenduri Cinta periode 2014-2016. Tepat tengah malam acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ketua Dewan Penasehat Rusdianto.