Panduan Maiyah 9 Juli 2014

Assalamu’alaikum Wr Wb kepada Jamaah Maiyah,

 

Kecuali Allah SWT yang bertindak langsung dengan qadla-qadar-Nya yang sanggup menyembuhkan penyakit separah apapun dengan satu tiupan iradah, maka Pilpres 9 Juli 2014 belum merupakan solusi yang memadai atas kompleksitas dan tingkat amat parahnya penyakit-penyakit Negara dan Bangsa Indonesia.

Baik dilihat dari kwalitas calon-calonnya, uraian visi-misinya, kapasitas komprehensi pengetahuannya, keluasan dan kedalam serta detail lipatan-lipatan ilmunya, maupun jika dipandang dari sisi yang manapun: intelektual, mental, moral, spiritual, bahkanpun dari sudut kadar teknis managemen kenegaraan dan kebangsaannya.

Hendaknya Jamaah Maiyah terus berkonsentrasi pada penumbuhan, pembangkitan dan penyuburan manusia-manusia Indonesia sejati di wilayah masing-masing. Mengasah dayaguna seluruh potensi individu, kemasyarakatan, kerakyatan dan kebangsaan siapapun yang bersentuhan dengan perjuangan universal Maiyah.

Khusus mengenai hal-hal yang berkaitan dengan mekanisme bernegara, Jamaah Maiyah tak berhenti berupaya memerdekakan masyarakatnya dari tipudaya nasional dan internasional melalui demokrasi yang dipalsukan, melaui segala jargon-jargon modernisme beserta segala hiasan dan idiom-idiom yang dimanipulasikan, khususnya melalui sistem pemilihan umum yang tidak memberi kemungkinan rakyat untuk langsung dan otentik memilih pemimpinnya.

Jamaah Maiyah terus mengupayakan kesadaran masyarakatnya serta memperjuangkan kemungkinan kenegaraan yang pintunya terbuka bagi hadirnya pemimpin yang sejati, yang kriterianya sudah dipahami secara luas dan mendalam oleh Jamaah Maiyah. Juga terus menyebarkan pemahaman, latihan-latihan cara berpikir sosial dan mewaspadai lipatan-lipatan logika politik, termasuk berbagai ambivalensi fakta-fakta per-Capres-an yang selama ini bisa ditutupi melalui penebalan kebodohan rakyat.

Jamaah Maiyah menyadari dengan ilmu dan kesadaran mendalam bahwa Pileg dan Pilpres bukan segala-galanya. Jamaah Maiyah sudah berlatih untuk memahami dan mengalami betapa luasnya kehidupan ummat manusia maupun bangsa Indonesia yang dianugerahkan oleh Allah, atau diujikan, atau diperingatkan, atau di-adzab-kan. Jamaah Maiyah tahu bahwa luas dan detailnya kehidupan ciptaan Allah ini tidak bisa dipenjarakan atau disandera oleh Pileg dan Pilpres, oleh Pemerintahan sekuat apapun, bahkan tidak juga oleh eksistensi Negara.

Jamaah Maiyah meletakkan dirinya sebagai pengayom yang mencintai Indonesia, bangsanya, rakyatnya dan seluruh bagian dari entitas kecahayaan dan kegelapannya. Jamaah Maiyah bersabar, arif, mengerti bagaimana meletakkan diri, mengukur koordinat sosialnya, mengetahui bagaimana berlaku, yang semuanya harus berorientasi pada keutuhan rahmat Allah yang diperintahkan oleh-Nya agar menjadi Tanah Air kita.

Jamaah Maiyah hanya terikat oleh Maiyah untuk berposisi orisinal dan mandiri dengan pemikiran dan keputusannya masing-masing. Apabila Jamaah Maiyah mengambil pilihan untuk memilih, atau memilih untuk tidak memilih, keputusan itu lahir dari kesadarannya sendiri, tanpa Maiyah atau siapapun berhak mempengaruhinya, kecuali hidayah dari Allah SWT.

Maiyah hanya berhak mengingatkan Jamaah Maiyah tentang prinsip-prinsip tertentu, misalnya sebaiknya tidak menyerahkan kekuasaan Negara ini kepada pihak yang dirancang dan dipaksa-paksakan oleh pihak-pihak dalam negeri maupun internasional untuk membuka lebih lebar pintu-pintu penjajahan, pemerasan, pencurian dan perampokan atas harta kekayaan Tanah Air. Jamaah Maiyah memprihatinkan dan menyayangi pihak pelengkap penderita yang dirancang dan dibesar-besarkan itu, karena yang bersangkutan belum tentu saat ini mengerti apa yang dirancang untuknya ketika nanti ia memegang kekuasaan.

Bahkan yang bersangkutan sangat mungkin juga belum benar-benar menyadari bahwa ia dirancang untuk memperlebar terbukanya pintu-pintu penghancuran atas martabat kebangsaan dan harga diri ke-Indonesia-an, pintu-pintu dusta informasi, pemalsuan fakta-fakta, penyalahgunaan media massa untuk manipulasi dan penyebaran tahayul-tahayul dan mitos-mitos.

Jamaah Maiyah tidak mungkin mengizinkan di dalam hati dan pikirannya pelestarian dan kontinyuasi penjajahan sebagaimana pernah dialami bangsanya berabad-abad, namun yang sekarang diterapkan dengan formula dan strategi yang tidak lagi berwajah penjajahan, Bahkan justru metode penjajahan baru itu membuat sangat banyak rakyat terpesona karena menyangka itu semua adalah harapan dan cahaya masa depan.

Jamaah Maiyah insyaallah bertahan menjaga akal sehat. Jika kebanyakan informasi bersifat palsu, batal dan syubhat, sehingga tidak memungkinkan Jamaah Maiyah menerapkan akal sehat – karena penerima informasi memanggul kemungkinan besar untuk tidak mungkin menemukan secara jernih mana informasi yang tidak palsu, tidak batal dan tidak syubhat – maka Jamaah Maiyah menggunakan perasaan murni dan batin suci. Jika itupun masih buram, Jamaah Maiyah berwudlu, bersembahyang, bersujud memohon tabayun dan keadilan dari Allah al-Mubin.

Wa makaru wa makarAllah, wAllahu khoirul Makirin.

 

 

Wassalam,

Kadipiro 1 Juli 2014,

 

Muhammad Ainun Nadjib

 

 

 

 

Komentar