Musyawarah Lengkap Komunitas Kenduri Cinta 2014
Sebelum menuju agenda selanjutnya, Ian L. Betts memaparkan sebuah wacana tentang Indonesia dalam Geopolitik dan Ekonomi Internasional. Menurut Ian, Indonesia adalah negara yang yang unik, dimana tidak ada satupun negara lain di dunia yang memiliki kemiripan dengan Indonesia. Perjalanan Indonesia sejak zaman dahulu, mulai dari Sriwijaya, Majapahit hingga sekarang membuktikan bahwa Indonesia tidak bisa berjalan sendirian. Pada masa Sriwijaya, Indonesia saat itu merupakan pusat produksi barang dagangan yang diekspor hingga ke China, India bahkan Timur tengah. Fakta ini membuktikan bahwa Indonesia selalu memiliki hubungan yang erat dengan bangsa lain.
Indonesia dapat selamat dari krisis ekonomi internasional karena Indonesia merupakan sebuah pasar ekonomi yang cukup besar di dunia. Indonesia selalu menempatkan dirinya menjadi bagian yang penting dalam kaitan hubungannya dengan negara lain. Sehingga Indonesia memiliki kekuatan tersendiri dalam hal negosiasi dengan negara lain. Kita harus segera menemukan titik keseimbangan Indonesia sebagai nasionalis dan Indonesia sebagai internasionalis. Indonesia memiliki penduduk muslim mayoritas di dunia, hal ini kemudian diperkuat dengan posisi kekuatan ekonomi Indonesia yang saat ini berada di posisi 16 dunia.
Ian melanjutkan cerita pengalamannya saat menemani Cak Nun dan KiaiKanjeng ke luar negeri. Satu hal yang paling berkesan adalah kehadiran Cak Nun bersama KiaiKanjeng selalu diterima oleh masyarakat disana, bukan hanya menerima dengan tangan terbuka, namun mereka bersedia menjadi sahabat Cak Nun dan KiaiKanjeng. Menurut Ian, hal ini adalah salah satu kelebihan ‘strategi’ maiyah sendiri sehingga posisi maiyah bagi Indonesia adalah bagian yang sangat penting. Hal ini semakin memperkuat fakta pentingnya Indonesia bagi bangsa lain.
Andre Dwi Wiyono mencoba memberi respon pemaparan dari Ian tentang posisi Indonesia di wilayah Internasional. Menurut Andre, jika maiyah ingin memposisikan diri menjadi bagian yang penting dalam proses perubahan Indonesia kedepan, maka harus dipersiapkan dengan jelas konsep dan sistem nilainya. Bagaimana caranya? Menurut Andre, dengan kita berkumpul di Kenduri Cinta inilah kita ber-ijtihad untuk mempersiapkan hal ini.
Erik Supit selanjutnya mendapatkan waktu untuk mempresentasikan analisis yang sudah disusun berdasarkan proses yang dilaluinya bersama maiyah hingga saat ini. Erik melakukan penelitian dengan mendatangi maiyah satu dengan yang lainnya, tidak hanya di Jakarta melainkan juga ke Jogja, Jombang, Surabaya, Semarang dan sebagainya. Erik mencoba meneliti karakter-karakter Maiyah tiap-tiap daerah tersebut. Menurut Erik, maiyah adalah sebuah nilai yang sampai saat ini belum ada yang mampu meneliti hingga detail. Sehingga apabila kita menanyakan ‘apa itu maiyah’ kepada setiap Jama’ah Maiyah, maka akan diperoleh berbagai macam identifikasi.
Dari sekian maiyahan yang ada saat ini; Kenduri Cinta (Jakarta), Mocopat Syafaat (Jogja), Padhang Mbulan (Jombang), Bangbang Wetan (Surabaya), sampai Gambang Syafaat (Semarang), ternyata masih ada lagi beberapa kelompok-kelompok yang entitasnya lebih kecil lagi dari maiyahan yang sudah ada. Sebut saja Juguran Syafaat (Banyumas) yang bisa dikatakan adalah majelis maiyahan yang paling muda diantara yang lainnya, Juguran Syafaat sendiri merupakan sebuah majelis maiyahan yang lahir dari obrolan-obrolan ringan, obrolan-obrolan pos ronda, obrolan-obrolan yang awalnya hanya 10-20 orang sajam dan terus tumbuh dan berkembang. Juga majelis-majelis maiyah yang kecil-kecil seperti ini diyakini jumlahnya cukup banyak, hanya saja mereka masih belum terdeteksi oleh Kadipiro sendiri (Progress).
Hal ini, menurut Erik, apabila Cak Nun suatu saat ingin membangun sebuah kekuatan politik dengan memanfaatkan Maiyah sebagai kendaraannya adalah sebuah hal yang sangat mungkin dan memiliki kekuatan yang juga diperhitungkan oleh Indonesia. Hal ini diperkuat dengan fakta-fakta bahwa Cak Nun masih didatangi oleh tokoh-tokoh politik nasional saat ini. Artinya, Maiyah sebenarnya memiliki kekuatan tersendiri dalam politik Indonesia, akan tetapi Cak Nun tidak mengambil langkah membangun kekuatan melalui Maiyah ini.
Suasana Musyawarah Lengkap semakin menghangat karena beberapa jama’ah yang hadir juga ikut menyampaikan wacananya masing-masing untuk Kenduri Cinta kedepan. Pada Musyawarah Lengkap ini juga muncul usulan, Kenduri Cinta diharapkan memiliki pusat kesekretariatan yang nantinya menjadi tempat kajian diskusi bagi para penggiat Kenduri Cinta, karena selama ini forum mingguan Reboan, yang dilakukan di pelataran Teras Galeri Cipta Taman Ismail Marzuki, dianggap kurang layak.
Forum Musyawarah Lengkap tidak hanya dihadiri oleh pengurus Komunitas Kenduri Cinta, justru sebagian besar peserta Musyawarah Lengkap malam itu dihadiri oleh teman-teman jamaah. Hal ini wajar adanya, sebab Musyawarah Lengkap dibuat dengan format terbuka, mengundang siapapun untuk ikut hadir, menyimak dan menyampaikan pendapat. Ini sesuai dengan gerakan Kenduri Cinta selama ini yang menempatkan prinsip partisipatoris sebagai mesin penggerak utama.
Ada beberapa peserta yang kemudian tampil ke depan, salah seorang diantaranya menyampaikan keheranannya sebab ia tak mengetahui bahwa selama ini acara Kenduri Cinta yang selalu dihadirinya setiap bulan, diorganisir oleh sebuah komunitas yang rapi dan tertata. Ia menyampaikan penghargaannya kepada para relawan-relawan Kenduri Cinta yang selama ini bekerja keras menyuguhkan acara setiap bulannya.
Musyawarah Lengkap Kenduri Cinta kemudian dilanjutkan ke dalam acara Sidang Pleno I untuk pembahasan dan pengesahan agenda dan tata tertib persidangan serta penunjukkan Presidium Sidang. Ibrahim kemudian ditunjuk oleh forum sebagai Presidium Sidang untuk memimpin Sidang Pleno Musyawarah Lengkap Kenduri Cinta.
Sidang Pleno II kemudian membahas tentang Laporan Pertanggung Jawaban pengurus Kenduri Cinta periode sebelumnya. Boim selaku Ketua Umum Komunitas Kenduri Cinta periode sebelumnya, bersama Rusdi dan Kusumaningrum secara bergantian melaporkan hal-hal terkait realisasi program kerja Komunitas Kenduri Cinta selama satu periode. Pada Sidang Pleno II ini juga dibahas tentang perubahan Anggaran Dasar dan merekomendasikan program kerja untuk pengurus yang baru.
Sidang Pleno III mengagendakan pembahasan dan pengesahan Tata Tertib pemilihan Formateur Kenduri Cinta Musyawarah Lengkap.
Agenda puncak Musyawarah Lengkap Kenduri Cinta kali ini adalah Sidang Pleno IV, yaitu sidang yang mengagendakan pemilihan dan pengesahan Ketua Umum Kenduri Cinta yang baru. Mekanisme pemilihan Ketua Umum Kenduri Cinta dilakukan voting sederhana, dimana dimunculkan 3 nama kandidat, Ibrahim, Sholeh dan Wahyu. Setiap pemilih cukup mengacungkan jari dan menyebutkan nama yang dipilihnya. Yang akhirnya didapatkan hasil suara terbanyak memilih Ibrahim.
Sidang Pleno IV kemudian memutuskan Ibrahim sebagai Ketua Komunitas Kenduri Cinta yang baru untuk periode 2014-2016. Selanjutnya, Ibrahim diberi mandat oleh Forum untuk melengkapi struktur organisasi Komunitas Kenduri Cinta dengan menunjuk para penggiat Kenduri Cinta yang dipandang pantas untuk dimasukkan dalam formatur.
Setelah Ketua Umum resmi terpilih, selanjutnya dilakukan serah terima jabatan dengan penyerahan secara simbolis dokumen-dokumen penting Komunitas Kenduri Cinta dari Ketua yang lama yaitu Boim kepada Ibrahim selaku Ketua Umum yang baru terpilih.
Musyawarah Lengkap Kenduri Cinta 2014 dipuncaki dengan doa bersama tepat pukul 01:54 WIB.