Maiyah Buka Jendela 2014

7888884504_4459a0e436_b
Antara Jember-Banyuwangi

Jawa Timur, utamanya antara Jember-Banyuwangi, yang mengandung karun kekayaan melebihi Irian Jaya, akan menjadi pusat sasaran pertempuran tipudaya menuju 2014. Tidak sekedar Jatim bermuatan konstituen utama setiap pemilihan penguasa dalam skala nasional.

Pasukan Monster dan Naga bersaing keras dan sudah mengurung seluruh wilayah NKRI, menguasai, meracuni, serta menyihir dengan kegagahan dan keindahan.

Monster dan Naga, dua  “King of King Maker”, dengan keuangan tak terbatas, dengan kekuatan akal pikiran, strategi politik dan intelejen, infiltrasi budaya, serta peracunan massal melalui media informasi dan tayangan-tayangan subversi, berebut Singgasana Nusantara 2014.

Keduanya bersaing menaruh petugas-petugasnya di wilayah-wilayah kunci, di lembaga dan kantor-kantor penjajahan samar. Keduanya mengeksekusi program-programnya hampir tanpa kendala.

Pemusnahan, Penghancuran, Perubahan

Sebelum jendela dibuka lebih lebar, sebaiknya ditemukan terlebih dulu oleh kesadaran dan perhitungan bahwa 2014 adalah momentum sejarah kekuasaan manusia, bukan momentum alam dengan ritme dan route sunnah-Nya, atau momentum qudrat irodat Allah.

Momentum alam agak sedikit lebih panjang ke depan. Tapi tidak tertutup kemungkinan qadar Allah mengambil keputusan 2014 adalah momentum pertolongan atau momentum penghancuran. Baik penghancuran sampai ke tingkat pemusnahan, atau penghancuran untuk kelahiran — sebagaimana beras lenyap menjadi nasi. Atau pemusnahan sebagai persyaratan dimunculkannya ‘qoumun akhor’.

Perubahan mendasar apa yang Anda maui? Pergantian total hardware maupun software-nya sekaligus? Atau penggantian sejumlah perangkat hardware dan software operating system-nya hingga aplikasi-aplikasinya? Atau cukup upgrade atau revisi OS dan sejumlah aplikasinya saja? Atau cukup dengan perangkat yang selama ini tetapi programmer dan operator software-nya yang dimutasi?

Perubahan sejarah yang bagaimana yang Anda kehendaki? Dijebol habis oleh letusan lima gunung sekaligus di Nusantara terutama Jawa? Plus leleh dan batuk gunung terbesar di bumi di selatan Amerika Serikat? Luluh lantak seluruh permukaan bumi ataukah disisakan sebagian wilayah beserta penduduknya yang sejak lama memang dipersiapkan untuk membangun dunia baru?

Atau munculnya kepemimpinan Garuda Sejati, yang dengan segala kelengkapan keksatriaannya, ilmunya, mentalnya, spiritualitasnya serta keterbimbingan dan keterlindungannya oleh ‘Langit’, membuka jalan untuk me-nasional-isasi seluruh aset, martabat dan kedaulatan Indonesia? Melaksanakan itu tidak dengan hasil permusuhan dengan dunia —terutama dengan Monster dan Naga— melainkan dimatrasi oleh kearifan filosofi dan peradaban, diplomasi kewibawaan, kesaktian yang rendah hati, pancaran rahmatan lil’alamin dan gelombang cinta yang menaburi seluruh permukaan bumi tanpa bias dielakkan oleh siapapun saja?

Bisakah kepemimpinan seperti itu tumbuh dan lahir dari bumi, apalagi dari mesin demokrasi dan Pemilu 2014? Ataukah hanya mungkin diproduksi oleh “Malikalmulk”, atau Sang Maha Malik ambil policy melahirkan itu justru dari pauwan-sampah Nusantara lima-tahunan?

Monster, Naga, Jin, Setan, Topeng Garuda

Faktanya hari ini manusia-manusia Nusantara blasteran Jin dan Setan yang bertopeng wajah Garuda berlomba menjilat Monster atau Naga, sekenanya, tergantung yang mana yang menguntungkan karier dan kepentingannya, dan selalu siap “esuk kedele sore tempe”.

Jangan berharap blasteran Jin-Setan bertopeng Garuda akan sanggup melawan penjajahan Monster dan Naga. Bahkan sedikit pun jangan diimpikan Garuda punya keinginan untuk melawan Monster dan Naga. Karena sebagian mereka justru menyiapkan diri dan bekerja untuk menjadi bagian dari otot Monster, dan lainnya menjadi bagian dari lidah Naga. Sebagian lainnya meyakini mustahil untuk berlaku menjadi Garuda sungguhan. Atau tersisa pemikiran siapa tahu bisa sedikit tawar menawar ke-Garuda-an 2014 dengan siapapun yang menang di antara Monster atau Naga.

Onderdil-onderdil tubuh Garuda, yang sudah lama kehilangan Garuda sehingga salah satu kesibukan utamanya adalah bertopeng Garuda, yang bercerai-berai dan diam-diam saling memusuhi satu sama lain — bukanlah anjing yang memegang teguh kesetiaan. Tubuh Garuda prothol-prothol berserak-serak itu justru akibat dari kebiasaan tidak setia. Masing-masing ikut apa saja dan siapa saja yang hari itu menguntungkan baginya. Besok pagi atau nanti sore bias ganti bendera karena keuntungan lebih besar ada di bendera yang baru dilacurinya. Monster dan Naga bersaing merekrut protholan-protholan Garuda, bersaing memperdaya, memperbudak, menyandera dan menguasai untuk menjajah. Tapi jangan lupa para protholan Garuda juga terus berlatih memperdaya, menipu, menelikung, melicini pikiran publik, dan siaga untuk kerjasama menjajah bangsanya sendiri.

Poling Ratu Adil dst

Ada manusia blasteran Jin-Setan bertopeng Garuda yang sejak lama mempersembahkan onggokan kepalanya ke tangan Monster, tapi hari ini bingung sendiri karena Monster berhak mengubah pendirian dan kemauannya sewaktu-waktu. Semula Monster berjanji mengamankan nasib masa depan kepala Garuda asalkan yang menggantikan jadi kepala Garuda adalah mantan Kepala Bank atau Mantri Pasar. Tapi di dalam diri Mantri Pasar ternyata ada cakar Garuda, dan mantan Kepala Bank tidak menunjukkan gairah terbuka. Jadi sekarang di-random lagi untuk melihat anggota badan Garuda mana yang akan melamar atau menyerahkan diri kepada Monster.

Ada manusia blasteran Jin-Setan yang diangkat oleh poling media 1.000 responden dari 270 juta penduduk menjadi Satrio Piningit dan sudah dipercaya oleh rakyat di wilayah kekuasannya sebagai Ratu Adil Imam Mahdi penyelamat Bangsa dan Negara. Tiba-tiba wajahnya singkup dan mripat-nya meredup karena mantan Ratu Blasteran tidak merestui dan tidak menandatangani ke-piningit-annya.

Sebab beliau mau maju sendiri ke puncak singgasana bersama mantan wakil Raja Blasteran yang berasal dari pulau seberang. Belum beres urusan dengan Raja Blasteran itu karena si Raja merasa disakiti olehnya sehingga iapun menyakitinya. Apalagi kepala sebuah media raksasa yang semula menjagokan Imam Mahdi sekarang mengambil keputusan untuk justru mendukung mantan Ratu Blasteran bersama mantan wakil Raja Blasteran.

Protholan Garuda

Sementara cukup banyak kaum protholan Garuda di lapisan-lapisan bawah bersikukuh memimpikan kepemimpinan orang yang mereka sangka gagah dan tegas. Meskipun sangat pemarah dan kepribadiannya penuh ledakan sehingga dirinya sangat merupakan ancaman bagi dirinya — namun dialah yang dianggap merupakan kesinambungan dari Raja Senyum penghias bak truk-truk. Protholan Garuda tidak memahami apa-apa kecuali bayangan impian mereka sendiri.

Tidak perlu dibicarakan disini sejumlah pengigau yang sangat mahal membiayai mimpinya untuk menjadi Kepala Garuda. Yang setiap ekspresinya memalukan dan menjijikkan. Yang semakin tidak mengerti beda antara fakta kehidupan dengan fakta games di laptop dan gadget. Meskipun demikian, nikmatilah juga Ular sangat licin, tukang sihir, kluwung yang samar dan tidak kentara. Atau pandangi juga calon Kepala Garuda yang kesibukan sehari-harinya adalah dikempongi oleh orang-orang di sekitarnya sendiri, digergaji oleh teman-temannya sendiri.

Sementara itu Monster, Naga maupun topeng-topeng Garuda sangat lancar dan licin menjalankan program-programnya di medan perang rakyat dan bangsa seribu kepulauan yang mayoritasnya buta huruf sejarah, yang sudah tidak mengerti apapun kecuali perjuangan menambah uang recehan.

Dan untuk recehan itu mereka siap mati bertengkar di jalanan, menyuburkan permusuhan dan kebencian dengan tema-tema yang kerdil: bid’ah, syirik, sunni-syiah, empat pilar, tawur goal sepak bola, nyerobot peluang lalu lintas, tayangan pengajian Ibu-ibu Bapak-bapak siswi siswa Taman Kanak-kanak, pampangan wajah-wajah sampah yang tak percaya diri di tepi-tepi jalan, mengotori pepohonan, yang semuanya punya kemaluan tapi belum pernah punya rasa malu.

Pasang dan arahkan kamera akal sehat dan sidik-paningal batinmu, lihatlah itu wajah-wajah kaum penipu, yang sana wajah-wajah kaum tertipu, yang sangat mengagumi dan mencium tangan para penipu. Ada yang semakin pandai, dan hasil kepandaiannya adalah kecanggihan menipu. Ada yang karena sangat pandai, puncak pencapaiannya adalah kebodohan yang orang bodohpun tak terperangkap di situ. Ada yang bodoh tak berubah-ubah, mungkin hingga akherat kelak. Ada yang bodoh saja belum.

Sementara Garuda Nusantara sendiri berada pada kondisi sangat berserakan, kepalanya tidak tahu di mana badannya berada, tangannya kehilangan jari-jemarinya, kakinya bermusuhan dengan lututnya sendiri, jantungnya membenci darah, darahnya pilih-pilih ke mana mengalir, wajahnya ditinggalkan mata dan hidungnya, telinganya menyendiri di tempat yang disembunyikan, mulutnya makan minum terus tapi tenggorokan ditutupi agar makanan berhenti di mulut, hatinya marah kepada otak karena tidak mampu menenuhi keinginannya, otaknya memisahkan diri dari hati, bahkan memutuskan untuk loncat keluar dari kepala.

Di manakah Maiyah?

Di manakah Maiyah? Sampai luasan mana dan seberapa berlakunya kekhalifahan Maiyah? Apakah Anda ini oleh Allah dititipi Indonesia sambil disangoni Maiyah? Ataukah Anda dititipi Maiyah untuk dicerdasi dan diterapkan tanpa terikat oleh luasan keIndonesiaan, melainkan bisa lebih sempit atau justru lebih luas? Bagaimana memaknai skala dan konteks “inni ja’ilun fil-ardli khalifah”?

Yogya 20 September 2013