Cak Nun: Pemimpin Belum Memiliki Moralitas

Budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) menilai pemimpin Indonesia hingga kini belum memiliki moralitas. “Mulai dari Presiden SBY, menteri, hingga anggota DPR/DPRD nggak mau berubah. Tunggu saja, nanti akan ada yang mengubah,” katanya di Surabaya, baru-baru ini.Ia mengemukakan hal itu dalam Buka Bersama dan Shalat Tarawih Keluarga Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dengan Cak Nun. Dalam acara bertopik Excellence with Morality itu, Cak Nun memberi apresiasi dengan semangat Unair yang mengusung visi dan misi Excellence with Morality.

“Itu karena di Indonesia enggak ada yang mau berubah. Mereka `nyolong` (korupsi) seenaknya sendiri,” katanya didampingi Rektor Unair Prof Dr H Fasich pt.

Suami dari artis Novia Kolopaking itu menyatakan para pemimpin di Indonesia juga hanya menghargai diri sendiri dan tidak menghargai rakyatnya.

“Kalau menghargai orang lain itu berarti memiliki moralitas yang tinggi. Moralitas itu lebih tinggi dari hukum, karena hukum itu bisa direkayasa, sedangkan moralitas itu dari nurani,” katanya.

Menurut arek Jombang kelahiran 27 Mei 1953 itu, pemimpin yang menghargai orang lain itu tidak mementingkan jabatan, namun mementingkan moralitas.

“Jabatan itu enggak penting, karena apapun jabatan kita kalau memiliki moralitas, maka hal itu lebih penting, meski kita adalah tukang sapu,” katanya.

Pemimpin kelompok Kiai Kanjeng itu menyatakan pemimpin yang memiliki moralitas itu tidak menarik pajak sebelum memberikan fasilitas yang memadai.

“Kalau punya moral itu tidak hanya menarik pajak dengan aturan-aturan hukum yang ada, tapi justru mengutamakan fasilitas, baru menarik pajak,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Cak Nun mencontohkan dirinya yang sekarang tidak menghargai diri sendiri, karena membuat segala bentuk jabatan yang disandang.

“Saya sudah nggak menghargai diri, apa saja akan saya lakukan, termasuk ngamen, karena saya ingin menghargai orang lain,” katanya.

Dalam agama, Allah SWT sudah mengajarkan penarikan pajak hanya 2,5 persen, tapi fasilitas sudah diberikan terlebih dulu dan bahkan sangat berlebihan.

“Allah SWT mengajarkan hubungan `suami-istri` antara diri-Nya dengan manusia. Suami itu memberi fasilitas, baru memberikan perintah ini-itu. Kalau kita mau seperti itu, Insya-Allah akan ada perubahan, jangan menunggu Allah yang mengubah,” katanya. (Ant/BEY)

Comments

  1. Setuju,
    Perubahan besar gk akan trjd, kalo kt gk merubah dr hal kecil.
    Hal kecil adlh dr kt sndiri.

  2. Mantep……….memang begitu………………….sering lupa kalu sudah memiliki jabatan…

  3. ada beberapa yang mengedepankan morolitas tapi hanya dalam tatanan normatif saja. sedangkan keadaan peradaban yang kita jalani saat ini menjadikan kita tidak ada harmony yang tercipta antara manusia, alam, dengan TuhanNYA.kalau di masa lalu mitos digunakan oleh raja-raja agar terjadi keseimbangan antara manusia dengan alam contohnya kita tidak berani menebang pohon di hutan karena angker… dan lain sebagainya sebenarnya agar ekosistem alam terjaga. sekarang karena yang dipakai hanya logic berpikir dan konsekuensi dari hukum positif yang diterapkan maka banyak orang tidak takut lagi karena sudah ada bekingan sampai nilai hukuman penjarapun sudah di perhitungkan…..dengan hasilnya tanpa memikirkan kepentingan anak cucu kita…. maka memang harus ada ketegasan dari pemimpin kita.kalau memang harus kaku ya kaku tunggu nanti saya akan tulis buku “terminologi NGACENG”

  4. Cak Nun benar, bahkan pemimpin kita memang sudah tercerabut dari nilai-nilai kemanusiaannya, dan yang tersisa hanyalah jiwa-jiwa hayawannya.

  5. Super !! Cak Nun semoga selalu istiqomah menyuarakan aspirasi wong cilik & kebenaran yg sudah pudar di tanah air.Kapan tampil di acara TV atau membawakan acara seperti Mario Teguh,agar memberikan pencerahan spiritual & budaya kpd masyarakat.

  6. q sangat suka, dengan cara2 bicara cak u, q juga suka dengan pemikiran2nya, sukses trus buat cak nun, untuk menjadikan negara ini berfikir dengan santai dan cerdasssss…..

  7. Sdr Adzilyan yth. Apresiad mu terhadap tulisan seseorng ckp lumayan, tapi sayang anda tdk bisa membedakan antara exklusive dg inklusive sehingga mensamakan orang

  8. saya setuju dengan caknun…
    apa mereka para pejabat bisa sadar dengan itu….
    saya kira tidak…
    karena mereka telah di butakan dengan keduniawian…

  9. setuju cak……rakyat indonesia butuh pemikiran2 cak nun yang “radikal” ini…..ayo cak maju terus

  10. Betul Cak, manusia sendiri yg harus merubah, tapi kalau manusia tidak mau merubah kelakuan buruknya, mungkin Tuhan akan merubahnya a.l. dgn memberi musibah kepada para pemimpin yg gak punya moralitas.

  11. terima kasihā€¦ā€¦semoga tulisan ini menjadi bermamfaat bagi semua orangā€¦sukses menjadi milik anda, jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.. salamā€¦

  12. Nusantara ini butuh semangat hidup dan morality idealism yang seperti di contohkan Cak Nun, semoga Cak Nun selalu di beri kekuatan lahir batin, terus berjuang dengan semangatnya – jangan pernah menyerah, selalu terhindar dari segala “bilahi”, juga di beri umur panjang amiin…

  13. semoga Allah memberi umur panjang kepada beliau,dan semua yang punya idealisme seperti beliau

Comments are closed.